Mohon tunggu...
Trecy Adelia
Trecy Adelia Mohon Tunggu... Mahasiswa Undip

Saya adalah mahasiswa ilmu hukum dari Universitas Diponegoro yang memiliki minat dalam bagaimana penerapan hukum di tengah masyarakat, juga disamping itu saya juga berminat dalam menulis dari aspek tentang hukum dan kehidupan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa KKNT Undip Olah Limbah Sayur dan Buah Jadi Eco Enzyme untuk Pertanian di Dusun Pulihan

2 Juli 2025   17:45 Diperbarui: 2 Juli 2025   17:45 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelaksanaan sosialisasi eco enzyme bersama para warga Dusun Pulihan (sumber: Rafida Damayanti)

whatsapp-image-2025-07-02-at-17-41-36-4ec0de48-68650d6cc925c4749147ca22.jpg
whatsapp-image-2025-07-02-at-17-41-36-4ec0de48-68650d6cc925c4749147ca22.jpg
Pelaksanaan sosialisasi eco enzyme bersama para warga Dusun Pulihan (sumber: Rafida Damayanti)

Pelaksanaan Edukasi terkait Panduan Cara mengolah limbah sayur dan buah organik menjadi eco enzyme untuk pertanian (Sumber: Rafida Damayanti)

Saat ini, permasalahan utama yang dihadapi petani Dusun Pulihan adalah munculnya daun kuning pada komoditas tani, yang menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas hasil panen. Kondisi ini menyulitkan petani dalam menjual hasil panen ke pengepul dan mengakibatkan kerugian. Selain itu, kebutuhan pupuk organik yang ramah lingkungan, efektif, dan terjangkau yang bisa meningkatkan kesuburan tanah masih menjadi tantangan bagi petani di Desa Tajuk, Kabupaten Semarang.

Melihat kondisi tersebut, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (Undip) yang ditempatkan di Desa Tajuk, Kabupaten Semarang, menghadirkan solusi kreatif dan ramah lingkungan untuk permasalahan limbah organik dan kebutuhan pupuk pertanian tersebut melalui pengolahan eco enzyme. Kegiatan ini menjadi bagian dari program pengabdian kepada masyarakat dengan fokus pada pertanian berkelanjutan dan pengelolaan limbah rumah tangga yang efektif.

Eco enzyme adalah cairan hasil fermentasi alami dari limbah organik seperti sisa sayuran dan kulit buah segar, yang dicampur dengan gula merah atau molase dan air bersih dalam perbandingan tertentu. Proses fermentasi dilakukan selama minimal tiga bulan dalam wadah plastik bermulut lebar yang tidak mudah berkarat. Dari proses tersebut dihasilkan cairan berwarna coklat gelap dengan aroma asam manis yang khas, serta memiliki kandungan enzim, bakteri baik, dan senyawa bioaktif lainnya yang bermanfaat bagi tanah dan tanaman.

Dalam pelatihan yang diberikan kepada masyarakat Desa Tajuk, mahasiswa KKN tidak hanya memperkenalkan proses pembuatan eco enzyme, tetapi juga menjelaskan manfaat luas penggunaannya, khususnya dalam pertanian dan peternakan. Salah satu manfaat utama adalah sebagai bahan dalam pembuatan pupuk kandang fermentasi. Eco enzyme mempercepat proses dekomposisi kotoran ternak saat dicampur dengan bahan kering seperti jerami atau sekam, sehingga pupuk lebih cepat matang dan siap digunakan. Selain itu, cairan ini juga membantu mengurangi bau tidak sedap dari kotoran ternak karena sifat antibakteri dan antimikroba alaminya.

Lebih lanjut, eco enzyme juga memiliki peran penting dalam memperbaiki struktur tanah. Pupuk kandang yang telah difermentasi dengan eco enzyme cenderung lebih gembur dan memiliki kemampuan menyerap air yang lebih baik, sehingga mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal. Aplikasi eco enzyme juga dapat dilakukan langsung ke tanah sebagai pupuk cair atau digunakan sebagai pestisida alami yang disemprotkan ke area tanaman yang terkena hama.

Tidak hanya di bidang pertanian, mahasiswa juga mengedukasi warga mengenai manfaat eco enzyme dalam menjaga kebersihan lingkungan kandang ternak. Penyemprotan rutin dengan cairan ini terbukti membuat kandang lebih bersih, mengurangi penyakit pada ternak, dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi hewan dan peternak.

Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari warga yang merasa terbantu dengan adanya alternatif pengolahan limbah rumah tangga yang mudah dilakukan namun berdampak besar. Dengan memanfaatkan bahan-bahan yang sebelumnya dianggap sampah, masyarakat kini dapat menghasilkan produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis, bahkan membuka peluang usaha baru berbasis lingkungan.

Program ini tidak hanya mengedepankan aspek edukatif dan praktis, tetapi juga mendorong perubahan perilaku masyarakat menuju pertanian yang lebih ramah lingkungan. Mahasiswa KKN Undip berharap, inisiatif ini bisa terus dikembangkan secara mandiri oleh masyarakat Desa Tajuk bahkan direplikasi oleh desa-desa lainnya sebagai bagian dari gerakan pertanian berkelanjutan berbasis kearifan lokal.

Penulis artikel: Rafida Damayanti

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun