Mohon tunggu...
Healthy

Budaya Kerokan di Keluarga

25 November 2017   18:39 Diperbarui: 25 November 2017   18:52 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pbs.twimg.com/profile_images/884432466693431296/eqYjaIsd.jpg

Setiap orang pasti pernah mengalami gejala masuk angin, flu dan sakit kepala. Apalagi dalam pergantian musim dari kemarau ke musim penghujan. Dan akhir-akhir ini hujan yang sering turun di musim penghujan membuat banyak orang mengalami masuk angin. Namun bukan hanya itu yang menyebabkan masuk angin. Badan yang lelah akibat aktifitas dan kecapekan juga menjadi salah satu penyebabnya. Gejala masuk angin bisa disertai rasa mual, pusing dan badan yang terasa pegal-pegal. Apakah anda pernah mengalami? Masuk angin terkadang disembuhkan tanpa ke dokter ataupun membeli obat di apotek, yaitu  melalui pengobatan secara tradisional yang disebut " kerokan".

Kerokan adalah sebuah terapi pengobatan alternatif untuk gejala masuk angin dengan metode menggaruk sambil menekan bagian permukaan kulit menggunakan minyak dan benda tumpul seperti uang logam sebagai alat pengerok, yang selanjutnya menyebabkan guratan merah atau lecet pada kulit. Pengobatan tradisional ini menggunakan semacam benda tumpul seperti koin, batu giok, gundu, potongan jahe, potongan bawang, atau benda tumpul lainnya yang digunakan untuk menggosok bagian punggung. Selain benda tumpul tadi, pengobatan kerokan ini juga menggunakan cairan licin seperti minyak telon, minyak olive, minyak kelapa, atau lotion. Cairan licin ini digunakan agar tidak terjadi iritasi atau lecet pada kulit yang dikerok.

Kerokan ternyata sudah ada sejak zaman dulu, zaman masih kerajaan. Konon para raja-raja sering menggunakan sebagai terapi kesehtan. Tidak hanya di Indonesia,ternyata metode pengobatan kerokan ini juga digunakan di berbagai negara seperti Vietnam, Tiongkok dan negara Asean lainnya. Meski namanya tidak sama dan alat yang digunakan berbeda namun metodenya sama karena hal ini bermaksud untuk melancarkan peredaran darah.

Pengobatan tradisional kerokan menjadi pro dan kontra dalam dunia medis. Kerokan dianggap merusak jaringan kulit karena menggesekan benda logam ke permukaan kulit. Meski begitu kerokan telah mendapatkan ujicoba dari kalangan ahli kesehatan.

Metode pengobatan tradisional kerokan ternyata juga membantu tubuh menghasilkan morfin dalam tubuh sehingga akan membuat tubuh menjadi segar dan nyaman. Kerokan mampu menyentuh jaringan endotel sehingga produksi beta endorphin meningkat. Hal ini menyebabkan otot-otot yang tegang menjadi kendur dan menyebabkan adanya sensasi relaksasi pada kulit.

Prinsip kerokan tak beda jauh dengan akupuntur yang menancapkan jarum dalam tubuh. Begitu juga prinsip kerokan yaitu meningkatkan temperatur dan energi pada tubuh yang dikerok. Peningkatan energi ini dilakukan melalui perangsang kulit tubuh bagian luar. Dengan cara ini, saraf penerima rangsang di otak akan menyampaikan rangsangan yang menimbulkan efek memperbaiki organ pada titik-titik meridian tubuh. Sehingga arus darah di tubuh yang lancar akan menyebabkan pertahanan tubuh juga meningkat.

Bagi masyarakat Indonesia secara kebanyakan tidak akan asing dengan istilah kerokan atau terkadang disebut juga kerikan. Dan pengobatan secara tradisional  ini  ternyata banyak yang menerapkan. Banyak masyarakat yang memang menggunakan metode kerokan sebagai pengobatan jika mengalami masuk angin. Bahkan beberapa orang akan mempunyai pendapat jika tidak kerokan maka masuk anginnya tidak sembuh. Hal ini pun diterapkan di keluarga saya.

Jika anggota keluarga kami mengalami gejala masuk angin yang biasanya disertai bersin, atau badan yang terasa pegal dan terlihat letih. Kami biasanya memilih metode pengobatan tradisional ini. Meski metode pengobatan ini sedikit sakit , dengan mengoleskan minyak atau balsem pada bagian tubuh dan menggosakkannya secara beberapa kali menggunakan uang logam. Warna kulit punggung akan terlihat merah dan itu menjadi ukuran menurut kami, semakin merah kulit dari hasil gosokkan semakin kami beranggapan masuk angin yang diderita parah. Kami menyebutnya masuk angin kasep atau masuk angin yang sudah berat atau parah.

Kami menggunakan Balsem Lang sebagai pelincinnya , kemudian punggung kami akan digosok- gosok dengan uang logam. Warna kemerah-merah mulai tampak dipunggung dan dilakukan ke beberapa bagian hingga sampai bawah. Setelah semua rata badan kami akan terasa hangat sampai terasa ke seluruh tubuh. Sesudah itu kami biasanya disuruh beristirahat atau tidur.

"Badan meriang jangan dibawa ke dokter, saya kerokin aja", itu yang ibu saya sering katakan. Ibu saya mengambil uang logam seribuan dan mengambil Balsem Lang yang biasa digunakan untuk kerokan. Memang kerokan itu terasa sakit namun karena olesan Balsem Lang yang dioleskan ke punggung saya dan gosokan ibu yang tidak terlalu sakit maka saya tidak merasakannya. Setelah selesai kerokan, ternyata rasanya lega. Rasa meriang atau masuk angin yang saya rasakan mulai hilang, badan hangat karena olesan Balsem Lang yang rata keseluruh tubuh. Setelah digunakan istrahat badan saya kembali segar dan masuk angin hilang.

Ternyata memang metode pengobatan kerokan ini sebagai pengobatan tradisional yang ampuh dan membawa kesembuhan dari gejala masun angin. Sehingga setiap anggota keluarga saya masuk angin kerokan menjadi pilihan utama pengobatannya. Dan ini pun sudah seperti menjadi budaya pengobatan di keluarga saya. Badan akan terasa hangat dan menyeluruh ke tubuh karena gosokan oleh minyak yang ada di tubuh membuat aliran darah menjadi lancar dan suhu badan kita menjadi hangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun