Mohon tunggu...
dabPigol
dabPigol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Nama Panggilan

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Tukang Servis Sepeda Tua di Pasar Koplak

1 Desember 2018   08:09 Diperbarui: 1 Desember 2018   09:12 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Sarjiyo (76 tahun) sedang memperbaiki kerusakan sepeda saya di lapaknya di Pasar Burung atau ex Koplak Dokar. Dokpri

Lain cerita, komandan pasukan adiknya adalah bekas santri Romo Pusat di Somalangu, Desa Sumberadi yang berada di pinggiran kota. Dengan nada agak keheranan, tukang servis sepeda itu bertanya: koq bisa ya.. mereka (pesantren tua dan tokoh sehebat itu ) kemasukan orang-orangnya Karto Suwiryo? 

Tentang hal ini, almarhumah Ibu Atiatoen pernah berkisah. Beberapa bulan sebelum Agresi Belanda ke 2 tahun 1949, di sejumlah wilayah muncul basis kelaskaran yang menamakan diri Angkatan Oemat Islam (AOI) yang tumbuh di sekitar pesantren besar.  Secara sosiologis, hal itu sangat wajar sebagai upaya perlawanan rakyat terhadap penjajah asing. 

Terutama kepada Belanda dan khususnya dengan pasukan NICA yang anggotanya sebagian besar dari wilayah Timur Indonesia. Beda cara pandang itulah yang menurut para pemerhati sejarah Indonesia menjadi penyebab "bentrok" dengan kelaskaran yang dikordinasikan oleh Tentara Republik Indonesia (TRI). Satu hal yang pernah diceritakan pula oleh seorang pelaku sejarah . 

Begitu pula yang dialami oleh almarhumah ibu kandung kami. Saat itu, ibu akan pulang ke rumah pada libur catur wulan dengan kereta api. Sampai di Stasiun Besar Kutoarjo diumumkan bahwa karena situasi keamanan di sekitar kota Kebumen rawan, maka perjalanan kereta api ke arah Barat hanya sampai di stasiun itu. 

Bersama dua teman sekolah yang akan mengarah tujuan sama, mereka bersepakat melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sekitar 30 km. Memasuki kecamatan perbatasan di sekitar Desa Pekunden, Kutowinangun, ketiga siswi SMP Yogyakarta itu dihentikan oleh sejumlah anggota TNI. Seperti biasa, untuk urusan semacam ini, ibu yang dimajukan sebagai juru bicara. 

Mendengar cerita ibu yang adik kandung komandan pasukan TNI setempat, seorang yang tadi memeriksa mereka segera melapor kepada atasan yang ada di dalam tank kedua. Ternyata atasan itu Kolonel Achmad Yani. Akhirnya, mereka bertiga diikutsertakan dalam rombongan komandan pasukan TNI yang tengah ditugasi memulihkan keamanan kota Kebumen dari ancaman serangan laskar AOI. Ketiga siswi ini aman sampai tujuan. Dan misi Kolonel Achmad Yani sukses tanpa pertumpahan darah sesama anak negeri. Konon, salah satu anggota tim mediasi adalah ayah kandung Ibu Atiatoen yang pernah menjadi guru ngajinya Romo Pusat. 

Mendekati jam 11 siang, sepeda onta saya telah selesai diperbaiki oleh Pak Sarijo. Sambil menyelam minum air, begitu kata pepatah. Sepeda tua saya kembali sehat dan siap diajak jalan-jalan ke berbagai tujuan dekat atau jauh bersama komunitas onthel yang tengah menjamur di Kebumen. Semoga onta warisan almarhumah ibu tetap terjaga bersama nilai yang melekat padanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun