Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Keutamaan Program Satelit Nano di Antara Ekspansi Bisnis Starlink

24 Mei 2024   09:51 Diperbarui: 27 Mei 2024   09:25 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surya Satellite-1 (SS-1), satelit nano karya mahasiswa Indonesia. (Dokumen BRIN via KOMPAS com)

Keutamaan Program Satelit Nano di Antara Ekspansi Bisnis Starlink

Keberadaan internet Starlink yang sudah mulai beroperasi di Indonesia jangan mengendorkan semangat bangsa Indonesia untuk mengembangkan program nasional satelit nano (nano satelit). Ekspansi bisnis Starlink yang mampu menyediakan koneksi internet mestinya diarahkan untuk layanan di daerah terpencil yang selama ini sulit dijangkau oleh operator telekomunikasi.

Namun sayang tarif Starlink tersebut untuk daerah terpencil masih mahal untuk ukuran Indonesia. Harga Perangkat mencapai Rp 7,8 juta, biaya pengiriman dan handling Rp 345 ribu, serta tarif jasa atau langganan per bulan sebesar Rp 750 ribu.

Pro-kontra internet Starlink hendaknya jangan melupakan keutamaan program pembuatan nano satelit yang selama ini telah digeluti oleh perguruan tinggi di Tanah Air dan juga oleh lembaga ristek seperti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional ( LAPAN ) yang sekarang telah dilebur ke dalam BRIN.

Internet besutan Elon Musk ini diklaim sebagai solusi untuk mengatasi keterbatasan infrastruktur dari internet tradisional, karena Starlink berbasis satelit orbit rendah. Patut dicatat sebetulnya orbit angkasa telah dipenuhi oleh ribuan satelit orbit rendah atau biasa disebut nanosatelit. Tidak hanya milik Starlink saja, tetapi sudah banyak pihak lain yang telah meluncurkan nano satelit untuk berbagai misi dan kepentingan, antara lain untuk layanan pendidikan berbasis internet satelit. Bahkan kelompok mahasiswa Indonesia juga telah berhasil meluncurkan nano satelit ke orbitnya.


Saatnya pemerintah memperkuat peran pakar dan teknolog nanosatelit dari berbagai lembaga negara, perguruan tinggi dan swasta. Semua itu mesti terkait dengan program bandar antariksa yang ada dalam Rencana Induk Penyelenggaraan Keantariksaan. Fakta menunjukkan bahwa pembuatan satelit kecil atau nano satelit lebih murah dan praktis. Berbeda dengan pembuatan satelit besar seperti halnya Satelit Copernicus yang beratnya berton-ton. Perlu waktu bertahun-tahun untuk membuatnya, dan setiap satelit unik. Banyak komponennya harus dikembangkan secara khusus. Itu membuat satelit mahal. Harga satu satelit bisa ratusan juta Euro.

Peran perguruan tinggi dalam membuat nano satelit semakin banyak. Seperti misalnya di Universitas Teknik Berlin membuat proyek untuk menempatkan empat satelit sehingga memungkinkan transfer data dalam jumlah besar secara cepat. Di Amerika penerapan nanosatelit sangat agresif. Bahkan SpaceX berencana mengirimkan puluhan ribu satelit kecil ke orbit, sebagai bagian proyek Starlink, untuk menyediakan internet di lokasi terpencil di dunia.

Keniscayaan, teknologi nano satelit saat ini semakin urgen dalam pembangunan bangsa-bangsa. Negara maju seperti Jerman dan Amerika Serikat sedang getol menempatkan ribuan satelit nano di angkasa utamanya di daerah yang terpencil. Teknologi ruang angkasa, terutama satelit merupakan salah satu instrumen penting dalam pengembangan teknologi dan kemajuan manusia di bidang ekonomi, sosial, pendidikan, dan komunikasi.

Saat ini satelit telah digunakan di berbagai bidang antara lain sebagai pengamatan bumi, komunikasi, studi atmosfer, navigasi, observasi astronomi, dan aplikasi militer. Satelit memberikan layanan tanpa gangguan dengan biaya lebih rendah bila dibandingkan dengan metode konvensional untuk aplikasi serupa.

Perkembangan teknologi satelit ini berkembang seiring dengan perkembangan teknologi yang mulai ke arah nano teknologi. Satelit ini biasanya diluncurkan menumpang satelit besar (piggyback) atau melalui stasiun luar angkasa (ISS).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun