Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Pelemahan Rupiah Pukulan Berat untuk Industri

16 April 2024   16:37 Diperbarui: 17 April 2024   07:40 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pelemahan rupiah terhadap dollar AS (KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO)

Kini agilitas merupakan istilah yang diimpikan oleh industri pengolahan. Dalam persaingan global yang sengit sekarang ini industri nasional harus bisa mencapai kondisi agility, yaitu memiliki kapabilitas bisnis yang mencakup struktur organisasi, sistem informasi dan inovasi, proses logistik, dan pola pikir organisasi yang tangkas dan fleksibel untuk merespons setiap perubahan yang terjadi secara cepat.

Beberapa kajian telah mendefinisikan bahwa agilitas sebagai kesuksesan eksplorasi basis kompetitif (cepat, fleksibel, inovasi yang proaktif, kualitas, profitabilitas) melalui integrasi penyusunan kembali sumber daya dan praktik pengetahuan terbaik untuk memberikan produk dan jasa menurut kebutuhan dan keinginan konsumen.

Menurut pakar produksi Hooper, agilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan mengeksploitasi kemampuan internal dan eksternal organisasi untuk menyukseskan persaingan dalam lingkungan bisnis yang tidak dapat diprediksi.

Ada pelajaran besar dibalik kondisi rupiah yang melemah hingga menyentuh Rp 16.000 per dollar Amerika Serikat. Pelemahan rupiah semestinya disikapi secara serius karena bisa menimbulkan multiplier effect atau efek domino yang memperburuk perekonomian rakyat.

Efek tersebut juga mengurangi daya beli masyarakat dan mengancam kelangsungan lapangan kerja karena dunia usaha dan industri tidak mampu membeli bahan baku impor untuk proses produksinya.

Secara teoritis dari sudut keilmuan ekonomi moneter, fundamental nilai tukar akan ditentukan oleh beberapa hal.

Pertama, terms of trade, yaitu perbandingan antara harga barang luar negeri dan harga barang domestik.

Kedua, aset internasional yang dimiliki suatu negara.

Ketiga, perbandingan pertumbuhan uang beredar di domestik dibandingkan dengan pertumbuhan uang beredar luar negeri, yaitu pertumbuhan jumlah dollar.

Dilihat dari faktor pertama, Indonesia yang bergantung pada produk komoditas saat ini cukup terpukul karena harga komoditas di tingkat global relatif turun sehingga terms of trade kita relatif memburuk. Dilihat dari faktor kedua, cadangan devisa saat ini tergerus.

Salah satu teori yang bisa dijadikan rujukan untuk mengkaji nilai tukar rupiah terhadap dollar adalah teori purchasing power parity atau paritas daya beli. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun