Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Cara Mengembangkan Talenta, Belajar dari Kasus Ahmed Mohammed

29 Februari 2024   07:04 Diperbarui: 1 Maret 2024   18:02 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karya penelitian siswa dalam acara Indonesia Research and Innovation (KOMPAS/PRADIPTA PANDU MUSTIKA) 

Cara Mengembangkan Talenta, Belajar dari Kasus Ahmed 

Masa depan bangsa ditentukan oleh pengembangan talenta atau bakat warga negaranya. Pengembangan bakat seseorang hingga menjadi unggul dan luar biasa saat ini menjadi perhatian dunia.

Bakat individu warga negara akan memberi warna bakat talenta bangsa. Dunia mengenal bakat bangsa India yang luar biasa dalam hal penguasaan matematika.

Bagaimana dengan bakat bangsa Indonesia?

Indonesia menghadapi persaingan talenta atau bakat yang sangat sengit. Negara mesti menyiapkan infrastruktur dan mewujudkan ekosistem terkait dengan manajemen talenta.

Bakat anak bangsa perlu ditumbuhkan di rumah maupun sekolah. Apakah bakat-bakat anak bangsa bisa tumbuh subur dan bisa memenangkan persaingan global.

Sudah ada Grand Design Manajemen Talenta Nasional Tahun 2022-2045 yang terdiri dari tiga bidang yaitu Riset dan Inovasi, Seni Budaya dan Olahraga.

Namun, grand desain masih belum membumi karena belum adanya massive action atau pola masal yang didukung dengan platform yang ideal. Akhirnya masih banyak bakat-bakat anak bangsa yang terkubur dalam lumpur.

Sudah banyak teori dan strategi manajemen talenta berupa akuisisi, pengembangan, retensi, dan penempatan dilakukan pada setiap tahapan alur pembinaan talenta, mulai dari tahapan Pembibitan Talenta, Pengembangan Talenta Potensial, dan Penguatan Talenta Unggul.

Namun efektivitas Gugus Tugas Manajemen Talenta Nasional (MTN) belum terwujud. Karena belum ada platform hingga ke desa yang mestinya dipersiapkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud Ristek).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun