Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kecelakaan Kerja Meningkat dan Filosofi "Tak Sangoni Slamet"

5 September 2023   22:38 Diperbarui: 5 September 2023   22:55 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (photo freepik.com via KOMPAS.com)

Kecelakaan Kerja Meningkat dan Filosofi "Tak Sangoni Slamet"

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyatakan jumlah kecelakaan kerja terus meningkat cukup signifikan dalam tiga tahun terakhir. Kecelakan kerja yang terjadi di Resort Ubud Bali.yang menewaskan 5 pekerja merupakan salah satu dari ratusan ribu kasus dalam setahun.

Kecelakaan kerja adalah masalah dunia yang serius, namun ILO selalu memberikan catatan bahwa kecelakaan kerja di Indonesia tergolong tinggi. Lantas apakah boleh dibilang kita adalah bangsa yang ceroboh ? Dalam hitungan ekonomi, menurut catatan ILO kerugian tahunan akibat kecelakaan kerja dan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan di beberapa negara jumlahnya bisa mencapai 4 persen dari produk nasional bruto.

Sejarah mencatat metode keselamatan kerja yang ilmiah dilakukan di Inggris pada tahun 1833 yang diwujudkan dengan pembentukan pengawas ketenagakerjaan. Kini pengawasan ketenagakerjaan telah dibentuk di hampir semua negara. 

Layanan pengawasan diselenggarakan secara berbeda-beda di masing-masing negara dan alokasi anggarannya juga bervariasi karena perbedaan tingkat pertumbuhan ekonomi, politis perburuhan dan kondisi profesionalisme di masing-masing negara. Namun eksistensi pengawas ketenagakerjaan di Indonesia ekistensi antara ada dan tiada. Akibatnya korban-korban berjatuhan akibat kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan kerja.

Apakah budaya keselamatan kerja bangsa kita begitu buruk ? Sejatinya tidak, karena budaya bangsa kita sangat menjunjung tinggi keselamatan diri. Setiap suku di negeri ini kebanyakan memiliki kearifan lokal terkait keselamatan kerja.

Penulis teringat, sejak kecil sering mendengar pesan bijak terkait arti keselamatan dalam budaya Jawa. Banyak kita temukan pelajaran tentang arti pentingnya Safety First. 

Kita sering mendengarkalimat yang menurut saya sederhana namun penuh makna. Bila kita akan bepergian baik kerja, merantau, atau melakukan suatu kegiatan sering kita (adat ketimuran) meminta izin pada orang tua. 

Satu petuah yang sering terucap adalah "tak sangoni slamet" yang berarti bahwa bukan uang/harta yang diharapkan orang tua kita tapi keselamatan diri kita yang utama. Bukankah dalam ilmu safety ditekankan keselamatan adalah segalanya. Selain itu kita juga sering melihat orang tua kita jika menghadapi pekerjaan yang mengandung risiko akan mengeluarkan semacam mantera atau doa yang berbunyi "sluman slumen slamet"

Setiap pekerjaan pastilah ada suatu resiko yang ditanggung, namun semua resiko itu bisa kita kurangi atau tidak akan terjadi jika kita mengerjakannya dengan penuh perhatian dan teliti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun