Dari Wirasaba ke Toyamas (9) - Jaka Kaiman, Penerus Wargautama
Oleh: Toto Endargo -- Membaca Babad Wirasaba Â
Pendahuluan
Ketika sebagian besar ahli waris menolak memenuhi panggilan Sri Narapati, muncullah Jaka Kaiman --- menantu almarhum Adipati Wirasaba --- yang bersedia mengambil tanggung jawab. Keputusannya bukan hanya soal keberanian, tetapi juga langkah strategis untuk mengamankan legitimasi politiknya di mata Raja dan keluarga besar Wirasaba.
Narasi
Dengan suara pelan, Jaka Kaiman berkata:
"Jika kedua adik ikhlas dan tidak ada yang ingin berangkat, biarlah aku yang mewakili, menjalankan panggilan Sang Raja. Aku mengikuti kehendak para sesepuh, tetapi jika perjalanan ini selamat dan aku mendapat kasih dari Sri Narapati, maka bila aku kelak mendapat amanah untuk menduduki jabatan di Wirasaba, jangan ada yang dengki. Dan jika atas kehendak Hyang Agung ada pemberian dari Sang Prabu, hingga kepada keturunanku, mohon keturunan adik-adik tidak mengganggu kekuasaan itu."
Setelah itu, putra-putra dari Kejawar bersama para gandhek bersiap-siap berangkat. Diiringi kerabat dan keluarga besar, mereka menuju Pajang tanpa hambatan.
Di hadapan Sri Narapati, maksud Raja dinyatakan jelas: putra Kejawar diangkat menggantikan mertuanya sebagai Adipati Wirasaba, dengan gelar nunggak semi dan nama resmi Wargautama. Setelah tiga bulan tinggal di Pajang, ia diperkenankan pulang dan menempati kursi Adipati Wirasaba. Setibanya di Wirasaba, prajurit, abdi dalem, dan rakyat dari berbagai penjuru menyambut dengan takzim.
-"Kang siti binagi-bagi, didum marang para kadang, kang saduman marang Senon, saduman mring Wirasaba, saduman Toyareka, saduman Pasir puniku, wus dadya ingkang pernatan."