Mohon tunggu...
Toto Endargo
Toto Endargo Mohon Tunggu... Peminat Budaya

Catatan dan Pembelajaran Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dari Wirasaba ke Toyamas (4) - Adipati Wargautama Gugur Tersungkur

12 Agustus 2025   16:18 Diperbarui: 16 Agustus 2025   13:40 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Utusan pertama menjawab: "Kami kira itu isyarat untuk mempercepat eksekusi, maka kami bertindak segera."

Kesalahpahaman itu merenggut nyawa Ki Adipati Wargautama, sang penguasa Wirasaba yang dihormati.

Kesalahpahaman dalam Sistem Komando
Dalam tradisi militer Jawa abad ke-16, komunikasi lapangan sangat bergantung pada isyarat fisik (lambaian tangan, teriakan, atau bunyi tertentu). Ketiadaan sistem sandi yang baku membuat kesalahan tafsir mudah terjadi, apalagi dalam situasi tegang. Peristiwa ini menjadi contoh bahwa perintah politik yang tidak jelas dapat memicu konsekuensi yang tak dapat diubah.

Budaya Tepo Seliro vs. Kepatuhan Buta
Utusan pertama menunggu sang adipati selesai makan --- sebuah bentuk tepo seliro (tenggang rasa) yang dijunjung tinggi dalam budaya Jawa. Namun, begitu salah mengartikan perintah, mereka melaksanakan eksekusi tanpa mempertanyakan alasan. Ini mencerminkan dilema prajurit Jawa: antara kesetiaan absolut kepada titah raja dan kewajiban moral untuk memahami kebenaran perintah.

Filosofi Jawa: Salah Paham sebagai Bagian dari Takdir
Orang Jawa sering menyebut tragedi seperti ini sebagai "wis dadi kersaning Gusti" (sudah menjadi kehendak Tuhan). Filosofi ini tidak semata fatalistis, tetapi juga mengajarkan bahwa manusia bisa salah, namun ada kuasa yang menentukan akhir peristiwa. Walau begitu, filosofi ini kadang menjadi alasan untuk menerima kejadian tragis tanpa upaya mencari keadilan.

Baca selanjutnya: Adipati Warga Utama Memberi Pesan Terakhir

Implikasi Politik Pajang--Wirasaba
Gugurnya Ki Adipati Wargautama meski Sultan telah memerintahkan pembatalan eksekusi bisa menimbulkan krisis legitimasi bagi Pajang. Di mata rakyat Wirasaba, kejadian ini adalah pembunuhan yang tidak adil. Bagi Sultan, ini pukulan citra sebagai pemimpin yang bijaksana. Peristiwa ini berpotensi memicu perlawanan atau setidaknya mengikis kepercayaan politik antara pusat dan daerah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun