Mohon tunggu...
Toto Endargo
Toto Endargo Mohon Tunggu... Peminat Budaya

Catatan dan Pembelajaran Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Babad Onje: Onje, ABOGe, dan Pakem Sukma - Menjaga Irama Waktu dan Jiwa

6 Agustus 2025   14:00 Diperbarui: 6 Agustus 2025   12:06 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membaca Serat Sejarah Babad Onje (5) - ChatGPT

abad Onje: Onje, ABOGe, dan Pakem Sukma - Menjaga Irama Waktu dan Jiwa

Oleh: Toto Endargo - Membaca Serat Sejarah Babad Onje (5)

Setelah menelusuri kisah Kiyai Tepus Rumput, wejangan Sukma Maha Suci, ilmu panglepasan, hingga doa Bismillahinnuri, ada satu hal menarik: Onje tidak hanya menyimpan cerita kadipaten atau suluk, tetapi juga masih menjaga sesuatu yang nyata hingga sekarang -- pakem waktu. Kalender ABOGe (Alip Rebo Wage) yang hidup di Onje menjadi jejak nyata kesinambungan antara sejarah, laku spiritual, dan budaya.

ABOGe: Irama Waktu dari Pajang--Mataram

ABOGe bukan sekadar sistem kalender. Ini adalah pakem penanggalan Islam Jawa yang ditetapkan sejak era Pajang dan dilanjutkan Mataram. Onje, sebagai kadipaten barat yang lahir dari titah Sultan Pajang, ikut menjaga irama ini. Hingga hari ini, sebagian besar tradisi keagamaan Onje masih memakai ABOGe, sementara banyak daerah lain beralih ke sistem baru.

Kenapa Onje tetap memegangnya? Jawabannya bukan hanya "karena tradisi," tetapi karena ada kesadaran bahwa waktu bukan sekadar hitungan hari, tetapi bagian dari laku.

Pakem Sukma dan Pakem Waktu

Babad Onje mengajarkan aja angrasa mati, ngilmu panglepasan, dan iki sejatining Islam. Semua ini berbicara tentang pakem sukma -- bagaimana jiwa menjaga irama kembali kepada Asal. ABOGe, dengan siklusnya, adalah pakem waktu. Onje, dengan dua warisan ini, menjadi simpul: menjaga irama waktu sekaligus menjaga irama jiwa.

Dalam budaya Jawa, waktu bukan hanya kronologi. Ia adalah bagian dari laku. Hari, pasaran, wuku, semua dipakai untuk menyelaraskan manusia dengan jagat dan Gusti. Dengan menjaga ABOGe, Onje seakan berkata: "Kami menjaga tidak hanya sejarah, tetapi juga napas jagat."

Onje Sebagai Tanah Ibu

Ketika kita melihat Onje sebagai "tanah ibu" barat Mataram, ABOGe memberi lapisan lain. Ibu bukan hanya melahirkan tubuh, tetapi juga menjaga irama hidup anak-anaknya. Onje menjaga irama ini -- irama waktu yang menjadi dasar ritus, doa, dan laku spiritual. Dari Pajang hingga hari ini, garis itu tidak putus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun