Babad Onje: Sejatining Islam dan Dunga Hashyah - Cahaya dari Onje
Oleh: Toto Endargo - Membaca Serat Sejarah Babad Onje (4)
Di halaman-halaman selanjutnya, Punika Serat Sejarah Babad Onje membawa kita pada satu kalimat penting: "iki sejatining Islam". Naskah yang semula tampak seperti babad kadipaten, kini berbicara sebagai teks ajaran jiwa. Dan puncaknya adalah doa: Bismillahinnuri, nurun 'ala nurin -- Cahaya di atas Cahaya.
Teks Jawa (Transliterasi):
/48/ ... iki sejatining Islam. Punika pujine wong arep mati derapon sampurna wicara saben-saben rahina wengi iman suci badan, ma'lum roh tetep mulya langgeng. Badan suci sampurna gilang-gilang, badan suci sarira gemilang-gilang kadi gedhah winasuhan mulih.
/49/ Kejatining suci, pulang kejatining sampurna, dat munggah kejapatu. Nanging urip tan kenang mati, langgeng tan kenang owah. Mulih maring qudsaqullahu illallahu.
/50/ Punika dunga hasyah. Bismillahir rahmanir rahiim. Bismillahinnuri, nurun 'ala nurin. Walhamdulillahi lladzi khalaqa as-samawati wal-ardli, wa ja'ala...
Terjemahan Bebas:
"... inilah sejatinya Islam. Inilah pujian bagi orang yang akan mati agar sempurna ucapannya setiap siang dan malam dalam iman suci. Roh tetap mulia abadi. Tubuh suci, raga bercahaya, gemilang seperti cahaya bulan yang dijaga, pulang.
Pulang pada kesucian sejati, pulang pada kesempurnaan, mencapai puncak. Hidup yang tidak mengenal mati, abadi yang tak bisa berubah. Pulang kepada qudsaqullahu, hanya Allah.
Inilah doa hasyah: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Bismillah dalam cahaya, cahaya di atas cahaya. Segala puji bagi Allah yang menciptakan langit dan bumi..."
Iki Sejatining Islam