Mohon tunggu...
Toto Endargo
Toto Endargo Mohon Tunggu... Peminat Budaya

Catatan dan Pembelajaran Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Babad Onje: Dari Anyakrapati hingga Yudantaka, Garis Terakhir Penguasa Onje

2 Agustus 2025   17:30 Diperbarui: 4 Agustus 2025   12:02 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari Anyakrapati sampai Kiyai Yudantaka di Onje - Meta AI

Babad Onje: Dari Anyakrapati hingga Yudantaka, Garis Terakhir Penguasa Onje

Oleh: Toto Endargo

Silsilah dalam Naskah

Di bagian penutup Punika Serat Sejarah Babad Onje, terdapat kalimat sederhana namun sarat arti:

"Kiyai embah Dipati Anyakrapati aputra embah Antinegari,
Antinegari aputra embah Jawangsa,
Jawangsa aputra embah Ngabdullah,
Ngabdullah aputra embah Sutarudin,
Sutarudin aputra Kiyai Samirudin,
Kiyai Samirudin aputra Kiyai Nur Muhammad,
Kiyai Nur Muhammad aputra Kiyai Wiryabetsari,
Kiyai Wiryabetsari maka aputra Kiyai Yudantaka,
sampun dumugi turun kaping sanga ndugine Kiyai Yuda."

Kalimat itu adalah daftar silsilah penguasa Onje dari generasi pertama hingga kesembilan. Nama pertama, Dipati Anyakrapati, diyakini sebagai anak biologis Sultan Hadiwijaya (Jaka Tingkir) yang ditempatkan di Onje pada abad ke-16. Dengan menyebut nama ini, Babad Onje menegaskan bahwa Onje bukan sekadar kadipaten bawahan, melainkan cabang darah langsung dari Pajang.

Dari Adipati ke Kyai

Silsilah ini memperlihatkan pergeseran identitas Onje. Generasi pertama masih memakai gelar Dipati, gelar politik yang mengacu pada penguasa kadipaten. Namun, mulai generasi Ngabdullah, gelar berubah menjadi Kiyai. Pergeseran itu selaras dengan transformasi Onje: dari pusat kekuasaan politik menjadi pusat religius dan perdikan.

Nama-nama seperti Ngabdullah, Sutarudin, Samirudin, hingga Nur Muhammad memperlihatkan pengaruh Islam yang semakin kuat dalam garis keturunan ini.

Yudantaka, Penutup Garis

Nama terakhir dalam daftar adalah Kiyai Yudantaka. Dalam naskah disebut juga "ndugine Kyai Yuda", yang kemungkinan besar bukan tokoh lain, melainkan sebutan pendek untuk Yudantaka sendiri. Itu berarti Yudantaka adalah generasi kesembilan sekaligus penutup garis penguasa Onje.

Berhentinya silsilah di Yudantaka bisa dibaca sebagai tanda berakhirnya era "penguasa" Onje. Setelah generasi ini, Onje bukan lagi pusat kekuasaan, melainkan desa biasa dengan pekauman dan pepundhen yang dijaga. Nama Yudantaka menjadi simbol akhir sebuah babak sejarah.

Jejak Putra Pajang

Jika Anyakrapati adalah putra Sultan Hadiwijaya, maka silsilah ini menghubungkan darah Pajang langsung ke generasi terakhir Onje. Ini membuat Babad Onje bukan hanya catatan lokal, tetapi juga bagian dari mozaik besar sejarah Jawa, menandai bagaimana kebijakan politik abad ke-16 menanam garis keturunan kerajaan di daerah perbatasan.

Penutup: Ruh yang Bertahan

Dengan menutup ceritanya pada Yudantaka, Punika Serat Sejarah Babad Onje seperti ingin mengatakan: "Onje telah berubah. Dari darah raja ke hamba Tuhan." Dari Anyakrapati, putra Pajang, ke Yudantaka, generasi kesembilan, kita melihat lintasan sejarah 150 tahun Onje: kadipaten kecil yang lahir dari strategi politik, runtuh oleh arus kekuasaan besar, namun tetap bertahan sebagai desa dengan akar spiritual.

Baca juga: Membaca Situasi Awal Kadipaten Onje

Hari ini, Onje mungkin hanya sebuah desa di Purbalingga - Banyumas. Namun di balik nama dusun, pekauman, dan makam tuanya, masih bergema daftar nama itu --- garis keturunan yang menghubungkan Pajang dengan Onje, dari Anyakrapati hingga Yudantaka. ===

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun