Seksualitas Dalam Pewayangan (4): Basudewa - Sagopi
Perbandingan Peristiwa Seksual dalam Pewayangan dengan Kehidupan Nyata
Basudewa
Prabu Basudewa adalah raja dari Kerajaan Mandura yang dikenal tinggi besar, gagah, dan berwibawa. Meskipun telah memiliki dua istri yang cantik, putri-putri bangsawan Mandura, serta dua putra yang tampan dan sakti, Basudewa masih merasa tertarik kepada seorang gadis bernama Sagopi.
Sagopi - Penari Istana
Sagopi adalah seorang penari istana yang dikenal karena kecantikannya yang memikat. Sebagai seorang artis, ia menarik perhatian sang prabu. Kecantikan Sagopi menimbulkan nafsu yang mendorong Prabu Basudewa untuk berselingkuh dengannya. Perselingkuhan tersebut berhasil terjalin, berkat dukungan dan fasilitas dari para pengikut dan aparat kerajaan, yang menciptakan waktu, tempat, dan kesempatan bagi mereka.
Tanpa sepengetahuan kedua istrinya, Basudewa menikah secara diam-diam dengan Sagopi.
Raden Udawa - Anak Hasil Perselingkuhan
Perselingkuhan ini menghasilkan kehamilan Sagopi, dan Basudewa memutuskan untuk menyerahkan Sagopi kepada Ki Antagopa, Demang Widara Kandang. Sagopi kemudian menikah dengan Ki Antagopa dan tinggal di Widara Kandang. Dari pernikahan ini, lahirlah Raden Udawa, anak hasil perselingkuhan Basudewa dan Sagopi. Ki Antagopa pun dipaksa untuk mengakui Udawa sebagai anak kandungnya.
Peristiwa ini menggambarkan realitas perselingkuhan yang tidak jarang ditemukan dalam kehidupan nyata, yang sering kali disorot oleh media.
Perselingkuhan dan Nikah Siri
Nikah siri, yang sering kali berjalan diam-diam tanpa sepengetahuan istri sah, juga identik dengan perselingkuhan. Biasanya, istri pertama dan kedua tidak mengetahui bahwa suaminya menjalani hubungan rahasia. Prabu Basudewa, dengan kecerdikan dan kemampuannya, berhasil melakukan perselingkuhan yang berlangsung lama dan tersembunyi.
Kehidupan Nyata
Dalam kehidupan nyata, perselingkuhan, nikah siri, dan pengabaian terhadap korban perselingkuhan adalah fenomena yang sangat mungkin terjadi. Hal ini mencerminkan sikap Prabu Basudewa yang, demi harga diri dan kehormatan, mungkin mengingkari kenyataan kehamilan yang terjadi dan tidak bertanggung jawab terhadap janin yang mulai berkembang. Pada akhirnya, perselingkuhan berakhir, dan pihak yang terlibat sering kali dibuang begitu saja setelah manfaatnya habis.
Dilema Nama Orang Tua
Ketika Sagopi melihat nama Ki Antagopa pada ijazah Raden Udawa, ia merenung, "Seharusnya, nama yang tercantum adalah Prabu Basudewa, karena dialah yang sebenarnya ayah dari Raden Udawa, bukan Ki Antagopa!"
Dari cerita ini, kita dapat menyimpulkan bahwa penentuan nama orang tua dalam akta kelahiran atau ijazah perlu dipertimbangkan dengan bijaksana. Siapa yang seharusnya tercantum sebagai orang tua kandung? Ibu yang pasti mengetahui siapa ayah biologis anaknya. Namun, dalam kasus ini, Ki Antagopa yang mengaku sebagai ayah, meskipun kenyataannya bukanlah orang tua biologisnya.
Refleksi Kehidupan
Kita tentu berharap bahwa dalam kehidupan nyata, kita bukanlah seperti Udawa, yang harus berhadapan dengan dilema tentang siapa yang seharusnya disebut sebagai ayahnya. Namun, bagi Udawa, yang meskipun lahir dari perselingkuhan, ia tetap dapat meraih prestasi. Raden Udawa akhirnya menjadi pejabat tinggi negara dan seorang patih di Kerajaan Dwarawati.
Nasehat Ki Antagopa
Ki Antagopa memberi nasehat yang bijak kepada Raden Udawa:
"Jika kau bertanya siapa ayahmu, tanyakanlah kepada ibumu, karena ia yang lebih tahu siapa yang membuatnya mengandung. Namun, jika kau bertanya siapa ibumu, tanyakanlah kepadaku, karena aku yang menyaksikan dan merawat ibumu saat kau dalam kandungannya."
Penutup
Kisah perselingkuhan dalam dunia wayang, seperti yang digambarkan dalam cerita Basudewa dan Sagopi, memiliki banyak kesamaan dengan kenyataan yang sering kita temui di dunia nyata. Semoga cerita ini dapat menjadi bahan renungan bagi kita semua.
Semoga bermanfaat.
Nuwun.
Toto Endargo
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI