Mohon tunggu...
Torang Siagian
Torang Siagian Mohon Tunggu... -

Seorang karyawan swasta yang berdomisili di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sumut Negeri "Ngeri-ngeri Sedap"

14 November 2015   07:51 Diperbarui: 14 November 2015   10:10 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dua pertiga hidup dari hidup saya dihabiskan di sebuah kota kecil Pematangsiantar, Sumatera Utara. Kota yang masa dulunya terkenal dengan kota penghasil preman. Ada cerita populer dan terkenal mengenai kota ini bahwa kalau ingin bepergian ke kota ini dan untuk menandakan apakah sudah sampai atau belum,caranya relatif mudah. Tinggal julurkan saja tangan dari jendela mobil/bus yang ada jam tangannya atau cincin,kalau ternyata hilang,berarti telah sampai di kota Pematangsiantar.

Saya sempat merasakan keganasan para preman ini,ketika menempuh pendidikan di sana. Beberapa kali saya harus merengut karena dipalak dan akan selalu was-was saat berada di sebuah terminal bernama "Parluasan" apabila ingin bepergian ke luar daerah. Ada-ada saja teknik pemalakan yang dipakai,seperti menjajakan makanan dan minuman namun penuh dengan unsur paksaan,belum lagi para calo yang bebas berkeliaran dengan tampang menyeramkan.

Tapi itu dulu,beberapa tahun ini,stigma kota preman itu,pudar,luntur,mungkin profesi preman jalanan sudah jauh berkurang,dan berubah bentuk menjadi preman bertopeng. Topeng organisasi kepemudaan,topeng organisasi sosial,topeng ikatan dan perkumpulan anu,ini,itu,dan topeng-topeng lainnya. Proposal kegiatan sosial,kepemudaan,dll,mungkin jumlahnya paling banyak sedunia di daerah ini.Apakah nantinya bentuknya bisa dipertanggungjawabkan,itu urusan lain.

Namun menurut saya, Sumatera Utara adalah salah satu propinsi paling santun. Konflik sosial berbau SARA sangat jarang di daerah ini. Antar suku bangsa dengan sangat leluasa bisa hidup berdampingan.Melayu,Batak,Minang,Jawa,Tionghoa,India,dll,bisa rukun hidup tanpa menonjolkan kesukuan,etnis dan agama. Potensi yang sangat baik sebenarnya bila pemerintahannya bisa mengelola dan memaksimalkannya dengan baik.

Potensi SDM yang berkualitas sangat besar di daerah ini. Hampir di semua perguruan tinggi ternama di Indonesia, para mahasiswa Sumut selalu ada. Sebut saja, ITB,UI,UGM,Undip,Unpad,Unair,Unbraw,ITS,UNS,dll,pasti ada mahasiswa yang berasal dari Sumatera Utara,tidak terpaku berasal dari suku tertentu. Dan tidak jarang mahasiswa-mahasiswa nya berprestasi sangat baik dan terkenal memiliki nilai akademik relatif baik.

Di negara ini,peran SDM yang berasal dari Sumut bagi negara ini,tidak kalah bagusnya,yang bisa dilihat dari awal kemerdekaan. Banyak tokoh bangsa dan pahlawan negara yang dilahirkan dari Sumut. Bahkan hingga saat ini,tokoh-tokoh di berbagai bidang,cukup banyak dipenuhi oleh SDM yang berasal dari Sumut. Hanya mungkin sedikit disayangkan ketika berbicara untuk membangun Sumut sendiri yang diprakarsai oleh tokoh-tokoh yang berasal dari Sumut sendiri,kurang terdengar gaungnya. Ada apa sebenarnya?Dimana peran para SDM yang cukup sukses di perantauan dalam membangun Sumut? Memang ada 1-2 saja yang bisa terlihat ada,namun umumnya ogah,jengah dan terkesan tidak peduli. Menurut saya mungkin karena 'takut' ikut ke dalam pusaran KKN yang seperti diberitakan sudah merajalela di daerah ini.

Dijadikannya gubernur Sumut sebagai tersangka saat ini ditambah lagi para anggota legislatif daerah yang terjerat hukum,seakan membuka mata orang yang belum pernah merasakan hidup di Sumut seperti apa. Di Sumut ini,infrastruktur malu-malu kucing dibangun,penataan pemerintahan yang hangat-hangat kuku,dan paradigma 'kotor' para aparatur negara terus dan terus terpelihara dengan baik. Coba tanyakan kepada sebagian masyarakat di sana,ada kah teman,sanak saudara dan kenalan yang beruntung diangkat menjadi aparatur negara,polisi,TNI,dll,yang tanpa beking,uang pelicin atau apapun bentuknya? Sangat jarang ada yang murni lolos tanpa embel-embel bahkan saya mendengar sendiri bahwa ketika ada yang murni lulus menjadi aparatur negara,polisi,TNI, dll itu,di suatu masa akan ada yang nanya ," Beking kau siapa? Berapa uang yang kalian habiskan untuk bisa masuk ke sini?"

Tak jarang ada saja yang menawarkan sawah, ladang dan tanah dijual 'demi' meloloskan anggota keluarga yang ingin lolos menjadi PNS,polisi dan TNI di Sumut! Tidak percaya?? Silahkan tanyakan satu-satu keluarga mereka!

Dan yang tidak kalah 'gila' nya adalah ketika diterima dengan segala macam cara yang tidak benar itu,persepsi orang dan masyarakat di sekitarnya yang menganggap lumrah dan biasa kalau pada akhirnya mereka-mereka yang diterima tadi bisa membangun rumah bagus,memiliki kendaraan bagus dan bisa menyenangkan keluarga.Masyarakat awam pun menganggap itu seakan sebuah hal yang harus didapatkan. Memetik uang banyak dengan bekerja di pemerintahan. Apalagi bekerja di kantor Gubernur,Walikota dan Bupati,wow,itu sebuah prestasi besar.

Apakah saya mengada-ada dengan tulisan ini?

"Macam betul aja kau,Lae!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun