Ada enam lagu daerah dari pulau pulau besar Nusantara yang dirilis oleh Professor Band, Gambag Suling dan Ilir Ilir dari Jawa Tengah yang mewakili Pulau Jawa, O Ulate dari Maluku, Sipatokan dari Sulawesi Utara yang mewakili Pulau Sulawesi, Jangi Janger dari Bali mewakili Pulau Dewata dan lagu Cik Cik Peruk sebagai respresetasi Pulau Maluku.
Proses Kreatif  dengan keragaman Indonesia, sesuai instrumen  aslinegeri sendiri dan dikolaborasi dengan alat musik modern dan genre musik barat merupakan arranger dari Septa Suryoto, pria kelahiran Yogyakarta, 9 September 1972 di Professor Band memainkan alat musik saxophone dan menjadi pelatih.
Pria lulusan Institut Seni Indonesia tahun 1992, memberikan sentuhan menarik bagi penampilan Professor Band, nada saxophone terdengar seksi diantara geliat musik dan instrumen khas Indonesia.
Penampilan ciamik Professor Band yang meramu musk musik daerah menjadi lagu yang berbeda dan diantara kesibukan mereka mengajar di Universitas Indonesia patut diapresiasi, Pancasila bisa dikenalkan dengan karakter budaya merupakan terobosan nan genial.
Mencari Warna Baru Mengenalkan Pancasila
Ada juga wakil dari anak muda, namanya Keira, saat Prof  Paulus Wirutomo tentang Pancasila, Keira menjawab bahwa itu adalah dasar negara, dah sekedar itu saja. Ini mungkin dialami oleh generasi seusia Keira, sebenarnya Pancasila lebih dari sekedar dasar negara namun bisa cair ke sendi sendi kehidupan bangsa ini.
Daisy Indira Jasmine malah melontarkan pernyataan yang membuat kita merenung, perlu di kritisi bahwa Pancasila sekedar teks, hanya ada dimateri ujian yang sebenarnya mereduksi  makna Pancasila itu sendiri.Bahwa menurut Daisy mengenalkan Pancasila bisa melalui musik atau juga mengenalkan bahasa daerah itu juga mengamalkan Pancasila.