Mengkolaborasi Kearifan Pranata Mangsa Dengan Saint Kekinian
Urusan bercocok tanam bagi bangsa Indonesia bukanlah hal yang baru, bahkan negeri yang kita cintai ini dikenal sebagai negara agraris, ada satu kearifan lokal yang dipunyai bangsa ini di sektor pertanian, warisan leluhur itu bernama Pranata Wangsa yang mampu membaca dan menginformasikan perubahan musim dan juga menentukan masa panen, spirit Pranata Wangsa yang mengadaptasi peredaran matahari dengan pengamatan yang seksama. Sungguh hal yang menakjubkan warisan nenek moyang kita ketika memberikan pengetahuan yang adi luhung untuk bisa bercocok tanam.
Mungkin saat ini sistem Pranata Wangsa di anggap ketinggalan zaman, padahal dari kearifan lokal tersebut berpuluh puluh tahun, petani di tanah air khususnya di pulau Jawa mampu membaca musim dengan tepat dan hasil panen pun mencukupi kebutuhan. Saatnya kini pun kita menengok ke belakang dan memahami tentang Pranata Wangsa seraya mengkolaborasikannya dengan pengetahuan modern.
Apalagi kemampuan para teknokrat pertanian di Indonesia pun nggak juga sedikit, bila saja ada kolaborasi pengetahuan bidang pertanian kuno bernama Pranata Mangsa dan di padu ilmu pertanian modern, bukan hal yang mustahil nantinya sektor pertanian di masa depan akan semakin cerah. Berharap pemangku kebijakan sektor pertanian mampu menerapkan sistem pertanian modern namun tak melupakan warisan leluhur.
Sistem Irigasi Sebagai Satu Kesatuan Dengan Pertanian
Air dan tanah adalah komponen vital di dunia pertanian, indikasi tanah yang subur dengan memiliki jumlah air yang cukup sehingga mampu menghidupkan tanaman, setiap bercocok tanam, fungsi air tak bisa dianggap remeh karena salah satu baik buruknya hasil pertanian adalah ketersedian air. Faktor irigasi menjadi penentu bagi keberlangsungan sektor pertanian, pada tahun 2018 lahan irigasi mencapai 7,2 juta hektar namun hanya 11 % saja yang mendapat jaminan air dari bendungan.
Aliran irigasi yang lancar memang diperlukan, namun seiring makin banyaknya bendungan yang di bangun, ada harapan nantinya grafik pencapaian sektor pertanian naik dan ini merupakan berita baik untuk kita semua. Irigasi memang bagian tak terpisahkan dari sektor pertanian. Program pertanian beririgasi masuk dalam Program Pembangunan Jangka Panjang yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Indonesia 2005-2025.
Bahwa ada potensi air permukaan di Indonesia sebesar 2,7 trilun meter kubik/tahun, dapat di manfaatkan 691,3 milyar kubik/tahun dan  untuk sektor irigasi mencapai 177,1 meter kubik/tahun. Selain itu pemerintah juga berkomitmen dengan kebijakan perbaikan irigasi rusak serta jaringan irigasi di 3 juta hektar sawah, pemeliharaan jaringan irigasi 8,8 juta hektar. Semoga dengan upaya tersebut baik irigasi maupun pertanian pada waktunya akan menjadi sektor yang di banggakan kita semua.
Maju terus sektor pertanian dan masa depan sumber daya alam serta sumber daya manusia akan lebih progresif seiring dengan dipergunakannya teknologi terbarukan. Yang lebih penting jangan punggungi pertanian.