Mohon tunggu...
Muhammad Taufan
Muhammad Taufan Mohon Tunggu... Penulis - -

-

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Faktor dan Solusi dari Minimnya Daya Tarik Penonton Terhadap Film Perjuangan atau Film Berbasis Sejarah

29 Agustus 2021   22:29 Diperbarui: 29 Agustus 2021   22:44 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perjuangan (Sumber: pixabay.com)

Negara Indonesia merupakan negara yang besar dan kuat. Besar dan kuatnya negara Indonesia bisa terlihat dari proses perjuangan meraih kemederkaan. Tentunya kita sebagai masyarakat dari negara Indonesia sudah mengetahui bahwa kemedekaan yang digapai oleh negara Indonesia tidaklah mudah seperti membalikan telapak tangan. Ada proses yang panjang sebelum akhirnya seluruh elemen yang ada di negara Indonesia benar-benar meraih kemedekaan secara penuh.

Proses yang panjang dalam meraih kemedekaan negara Indonesia bisa kita lihat dari film perjuangan atau film berbasis sejarah. Didalam kedua film tersebut dipampangkan secara garis besar mengenai perjuangan yang dilakukan oleh para pejuang dalam meraih kemerdekaan. Dengan di pampangkan secara garis besar tersebut harapannya para generasi muda dari negara Indonesia tidak akan lupa akan perjuangan yang telah memerdekan negara Indonesia dari tangan para penjajah dahulu kala.

Berbicara menengai film perjuangan atau film berbasis sejarah memang sudah cukup banyak di produksi oleh para pembuat film di negara Indonesia. Bahkan mungkin dari tahun ke tahun ada saja orang-orang yang memproduksi film yang mengangkat tema film perjuangan atau film berbasis sejarah. Salah satu contoh film perjuangan seperti Merah Putih, Janur Kuning, Perburuan, sampai Darah dan Doa. Sedangkan untuk film berbasis sejarah ada Wage, Kartini, sampai Soekarno: Indonesia Merdeka.

Dari kedua contoh baik itu film perjuangan atau film berbasis sejarah ternyata ada perbedaanya. Untuk melihat perbedaan tersebut bisa kita lihat dari pengertiannya. 

Film perjuangan merupakan film yang memiliki cerita tentang sebuah upayah para patriot dalam memperjuangan merebut serta mempertahankan kemerdekaan. 

Sedangkan untuk film berbasis sejarah merupakan sebuah film sejarah yang tidak harus menceritakan tentang peperangan bisa juga berbicara mengenai sejarah tokoh nasional. Dari pengertian yang telah dipaparkan tentunya para pembaca setidaknya dapat mengetahui akan perbedaan antara film perjuangan dan film berbasis sejarah.

Ada satu hal yang menarik dari dua film tersebut. Dimana kedua film tersebut seperti kurang diminati oleh masyarakat. Jika kita analisis lebih dalam ternyata ada beberapa faktor yang menyebabkan kurang peminatnya masyarakat terhadap film perjuangan maupun film berbasis sejarah. Berikut ini adalah beberapa faktor penyebab film perjuangan atau film berbasis sejarah menurut penulis yaitu:

Perjuangan (Sumber: pixabay.com)
Perjuangan (Sumber: pixabay.com)

Pertama adanya pesaingan film yang cukup ketat. Persaingan didalam dunia perfilman memang sudah sangat ketat. Apalagi dengan adanya globalisasi membuat persaingan film menjadi lebih ketat lagi. Maka ketika adanya sebuah film perjuangan atau film berbasis sejarah yang dipasarkan pastinya akan disaingi oleh film-film yang berasal dari luar negeri. Kondisi tersebut tentunya membuat film-film yang mengangat perjuangan atau berbasis sejarah menjadi kian tertekan.

Kedua visual dan audio yang masih kalah. Visual dan audio merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan didalam dunia film. Untuk membuat film yang berkualitas baik dari sisi visual dan audio pastinya dibutuhkan teknologi yang canggih. Namun dengan teknologi yang belum bisa sejajar dengan negara maju lain maka membuat sisi visual dan audio masih tertinggal. 

Kondisi tersebut tentunya membuat film perjuangan atau film berbasis sejarah masih kalah dalam hal sisi visual dan audio. Karena kondisi tersebut maka tidak usah heran jika ada banyak masyarakat yang tidak tertarik untuk menonton film perjuangan atau film berbasis sejarah.

Ketiga biaya yang harus dikeluarkan cukup menguras kantong tetapi keuntungan tidak seberapa. Ya, karena minimnya penonton maka keuntungan yang didapat oleh para pelaku pembuat film sejarah atau film berbasis sejarah kian kecil. Tentunya hal tersebut terkadang tidak sebanding dengan modal yang telah dikeluarkan. 

Akibat tidak tertutupnya biaya yang dikeluarkan oleh keuntungan yang didapatkan maka membuat orang-orang yang bekerja didalam bidang produksi film menjadi berfikir dua kali untuk membuat film sejarah atau film berbasis sejarah yang berasal dari negara Indonesia.

Pastinya jika disuruh memaparkan akan ada banyak sekali contoh hal yang membuat film perjuangan atau film berbasis sejarah kurang diminati oleh masyarakat namun salah satunya telah dipaparkan diatas. Tentunya tidak lengkap rasanya jika hanya membahas masalah yang berupa faktor penyebab minimunya penonton film perjuangan atau film berbasis sejarah tanpa membahas solusi. Menurut penulis sendiri ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memberikan solusi agar masyarakat mau menonton film perjuangan atau film berbasis sejarah yaitu:

Pertama memberikan sisi visual dan sisi audio yang benar-benar membuat terkagum-kagum. Salah satu contoh nyatanya adalah dengan memberikan efek-efek yang menarik mata dan enak didengar. Ketika sudah memberikan kedua efek tersebut harapannya para penonton akan selalu terus menginat akan film tersebut dan selalu menunggu kelanjutan dari film perjuangan maupun film yang berbasis sejarah.

Kedua melakukan kolaborasi dengan pihak dari negara lain. Dengan adanya kolaborasi yang dilakukan harapannya akan terjadi transfer ilmu pengetahuan didalam bidang film. Ketika sudah terjadi transfer ilmu pengetahuan harapannya kualitas dari film yang dihasilkan akan lebih baik. Tidak hanya itu dengan adanya kolaborasi tersebut bisa juga membawakan efek lainnya khususnya dalam hal biaya. Dimana biaya yang dapat dikeluarkan dapat dibagi kedalam beberapa pihak yang terlibat sehingga pengeluaran biaya dapat ditekan.

Ketiga melakukan peluasan jaringan. Hidup dizaman yang sudah sangat maju pastinya sangat mudah melakukan perluasan jaringan. Jika sebelum maju seperti sekarang maka untuk mendapatkan keuntungan biasanya para produksi film akan mengandalkan dua hal yaitu bioskop dan TV. 

Namun dengan hidup dizaman modern maka peluasan jaringan pelanggan tidak hanya didominasi oleh bioskop atau TV saja kini ada banyak hal seperti melakukan nonton melalui platform. Platform kini menjadi sebuah cara baru untuk memperluas jaringan film. Belum lagi platform tersebut kini jaringan pelangganya tidak terpaut akan waktu dan tempat. Kondisi tersebut membuat keuntungan yang didapatkan oleh para pembuat film perjuangan atua film berbasis sejarah menjadi lebih besar.

Dengan adanya tulisan ini harapannya dapat menjadi sebuah angin segar baru bagi para pembuat pembuat film perjuangan atau film berbasis sejarah agar menjadi lebih giat lagi memproduksi film tersebut. Akibat dari banyaknya produksi film perjuangan atau film berbasis sejarah membuat masyarakat yang berasal dari negara Indonesia mengingat selalu akan perjuangan yang telah dilakukan oleh para pejuang dahulu untuk meraih kemedekaan. Ketika sudah mengetahui tersebut harapan diakhirnya dapat menuntunkan dan melunturkan orang-orang yang mau menghancurkan atau membuat negara Indonesia berantakan.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat. Terima kasih sudah membaca tulisan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun