Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sambut 2023, Jangan Sekadar Euforia

31 Desember 2022   23:03 Diperbarui: 31 Desember 2022   23:11 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


2022 - 2023 hanya berbeda angka. Kisah kehidupan akan sama. Konsiten bercermin agar selalu mampu melihat diri sendiri, melihat ke belakang. Memanfaatkan setiap kesempatan dengan kaya hati cerdas akal pikiran. Perbaiki kegagalan,  raih impian tidak memaksakan, sesuai kemampuan di jalan  yang benar dan kebaikan.

(Supartono JW.31122022)

Euforia menjelang hadirnya angka 2023 yang berarti tahun 2022 bergeser ke tahun baru, selalu luar biasa di belahan dunia mana saja, tidak terkecuali di Indonesia. 

Tradisinya, ada acara begadang hingga detik-detik pergantian tahun. Ada terompet. Ada BBQ-an. Ada menerbangkan balon/lentera ke langit. Ada konser musik. Ada konvoi kendaraan. Ada pesta kembang api.

Semua di lakukan di berbagai tempat. Di desa sampai kota. Di rumah, komplek, tempat keramaian, tempat wisata, dll. Semua sekadar memaknai hadirnya hari permulaan tahun, awal tahun baru.

Sejatinya tahun 2022 dan 2023 hanya hanya berbeda angka. Kisah kehidupannya baik di 2022 atau 2023 tentu akan sama. Ada bahagia ada derita. Ada susah, ada mudah. Ada senang, ada sedih. Ada berhasil, ada gagal, dan seterusnya.

Dalam prosesnya, setiap manusia akan merasakan itu semua. Sebagai catatan, yang konsisten bercermin, melihat siapa dirinya. Merefleksi diri. Melihat apa yang sudah dilewati di belakang. Apakah gagal atau berhasil. Semua dijadikan pedoman untuk tidak mengulang kesalahan.

Siapa yang memanfaatkan setiap kesempatan yang datang. Menyambutnya dengan kaya hati, cerdas akal dan pikiran, tentu akan dimudahkan, dijauhkan dari kegagalan. Akan selalu ada jalan demi meraih impian. Tetapi mengalir. Tidak memaksakan diri di luar batas dan kemampuan. Di jalan yang benar dan kebaikan.

Itulah hakikat menyambut hadirnya awal permulaan tahun, seperti sejarahnya.

Sejarah tahun baru

Dari berbagai literasi, perayaan tahun baru, awalnya dimulai di Timur Tengah pada 2000 SM. Selanjutnya, penduduk Mesopotamia merayakan pergantian tahun saat matahari tepat berada di atas katulistiwa, atau tepatnya 20 Maret. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun