Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Salah Kaprah Sekolah, Akademi, dan Diklat Sepak Bola di Indonesia, PSSI di Mana?

9 Mei 2022   14:43 Diperbarui: 9 Mei 2022   14:57 3235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Keempat, saat bersamaan juga mengurus izin penggunaan/sewa Stadion sebagai markas berlatih tetap. Stadion pun bukan hanya disewa lapangannya. Tetapi ruang-ruang di bawah tribun penonton, dijadikan kelas untuk siswa belajar teori TIPS sepak bola dan teori dan praktik Intelektual, sosial, emosional, analisis, kreatif-imajinatif-inovatif dan iman (Iseaki) siswa untuk kehidupan nyata.

Kelima, secara lembaga, sudah disiapkan Kurikulum dan Kepala Kurikulum pelatihan dan pendidikan yang sekaligus praktisi sepak bola dan pendidikan, lalu direkrut para pengajar/pelatih yang memiliki standar kompetensi pendidikan selain syarat sebagai praktisi sepak bola.

Keenam, setelah pelatihan berjalan selama dalam dua semester (setahun), lalu berhasil membentuk 6 tim sesuai tingkatan/kelompok umur, maka keberadaan SSB, baru layak disebut berdiri, laporkan ke Askab/Askot PSSI sebagai afiliasi dari sebuah Klub anggota Askab/Askot.

Saat itu, PSSI pun belum jelas memposisikan keberadaan SSB, sehingga  sampai ada yang berinisiatif melahirkan Asosiasi Sekolah Sepak Bola. Tujuannya, membantu mengarahkan dan memandu SSB yang bermunculan, agar berjalan sesuai rel versi Asosiasi SSB yang dicipta. Semua, sekadar meniru jejak regulasi dan akreditasi sekolah formal yang ada panduan dari Dinas Pendidikan. 

Dan kisah lainnya hingga terus berjalan hingga detik ini. Terus ada revisi, koreksi, refleksi, berusaha berkembang, berusaha inovatif. Karena proses itu, tidak ada yang instan. Tidak semudah membalik telapak tangan. Tidak sekadar asal lagi punya uang. Punya lahan. Punya koneksi. Punya kolega. Apalagi doyan cabut dan bajak siswa/pemain, lalu sok bercita masuk Timnas, Dll.

Prestasi terbaru Timnas

Gelaran cabang olahraga (cabor) SEA Games 2021 Grup A, panas. Setelah dalam laga pembuka, tuan rumah Vietnam sukses menggebuk Garuda Muda U-23 3 gol tanpa balas (6/5/2022), ternyata Timnas Filipina U-23 berhasil menahan imbang tanpa gol Timnas Vietnam U-23 pada laga kedua fase grup A SEA Games 2021 di Stadion Viet Tri, Phu Tho pada Minggu (8/5/2022).

Kondisi ini membuat Filipina, sementara menggeser Vietnam di puncak klasemen karena menang selisih gol. Bagaimana dengan nasib Timnas Indonesia U-23? Saya sebut, Shin Tae-yong (STy) dan pasukannya harus menolong diri sendiri, mengambil 3 kemenangan di laga sisa, bila tetap mau melaju ke babak semi final, sebelum mimpi meraih medali emas terwujud.

Sebab, sementara pestasi terbaru Timnas Indonesia kembali dipecundangi Vietnam.

Fakta Timnas, pondasi, konsisten terabaikan

Atas fakta yang selalu dialami oleh Timnas Indonesia dengan permainan yang tak sesuai ekspetasi, tak cerdas TIPS, pun pelatih juga sepertinya memiliki problem klasik yang sama, apalagi bila Timnas dibesut oleh pelatih asing, maka semua problem itu, akar masalahnya ada di mana? Jawabnya jelas. Ada di PSSI, yang terus membiarkan Timnas Indonesia diisi oleh talenta-talenta yang tak kuat dan tak lulus dalam pendidikan dan pelatihan sepak bola dasarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun