Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menebar Kebenaran dan Kebaikan Hakiki?

24 Januari 2022   20:33 Diperbarui: 24 Januari 2022   20:40 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Lihat, ada kelompok dan perorangan sebagai perwakilan rakyat RI yang cukup berani menolak IKN baru, dengan berbagai cara, sebab dalam pandangan dan pemikirannya, IKN baru adalah menebar ketidakbenaran, menebar ketidakbaikan.

Seharusnya, menebar kebenaran dan menebar kebaikan sesuai fakta dan data, mendatangkan manfaat dan menciptakan kedamaian hati bagi si pelaku, pun bagi orang lain yang terkena imbas tebaran kebenaran dan kebaikan itu.

Kini, menyoal IKN baru, bagi mereka yang punya proyek, apalagi sebagai manusia biasa, sejatinya mustahil tak merasakan kecemasan akan hal-hal buruk dan kegagalan. Namun, karena versi mereka mega proyek IKN  baru ini adalah sesuatu yang memang sudah menjadi kontrak kerjasama atas nama kepentingan dan wajib terwujud, maka meski rakyat berteriak proyek IKN baru tak benar dan tak baik bagi rakyat dan negara Indonesia, di situasi dan waktu yang tidak pantas dan tidak tepat, mereka tetap bergeming.

Dari berbagai catatan dan koreksi berbagai pihak yang tersebar di media massa, medsos, hingga perbincangan di televisi, IKN baru ini bukan ide dan permintaan rakyat. Tetapi memutuskannya, seolah melibatkan rakyat, rakyat sudah dilibatkan.

IKN baru, sebagai mega proyek pihak yang berkepentingan pun keputusannya diambil oleh pemimpin negeri yang dianggap bukan Presiden, tetapi Raja.

Imbasnya, IKN baru terus melahirkan polemik di tengah rakyat. Mudah dibaca juga bahwa polemik pun digoreng, tujuannya untuk mengalihkan isu. Narasi berita pertentangan terus dibangun. Muncul sosok-sosok yang secara individu atau atas nama. Bikin kisruh. Lalu, opini rakyat dibawa ke suasana kisruh itu, hingga lupa bahwa IKN baru sedang diupayakan jalan terus. 2024 IKN baru RI pindah.

Kasus IKN baru, sangat mudah bagi rakyat untuk kembali belajar tentang kebenaran dan kebaikan di negeri ini yang sedang digadaikan. Sesuai versi rakyat yang tak setuju IKN baru. Tetapi bagi rakyat yang pro penguasa, proses dan melahirkan IKN baru adalah perbuatan benar dan baik.

Harus diingat, diperhatikan, dan dicatat oleh yang punya ide dan ingin tercatat namanya dalam sejarah memindahkan IKN baru RI, bahwa diihimpun dari berbagai sumber, sudah ada lima negara yang dianggap gagal memindahkan ibu kota. Di antaranya adalah Myanmar, Australia, Malaysia, Kazakhstan, dan Tanzania.

Apakah Indonesia akan menjadi negara keenam? Bila niat tulus dan sucinya memang bertujuan menebar kebenaran dan kebaikan untuk rakyat Indonesia, bukan untuk kepentingan dan ambisi pribadi, partainya, kelompoknya, oligarkinya, dinastinya, dan para cukongnya, yakin IKN baru akan berproses dan terwujud. Tetapi bila niatnya hanya untuk mengelabui rakyat, maka bukan mustahil, Indonesia sepertinya bisa menjadi negara keenam yang gagal pindah IKN baru.

Manusia sebenarnya?

Sebagai manusia yang sudah mengenyam pendidikan dan kehidupan dunia nyata, saat melakukan sesuatu yang dikerjakan oleh diri kita atau orang lain, tentu mampu sadar bahwa perbuatan yang dilakukan itu benar atau salah sesuai kitahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun