Perbuatan benar dan baik, selalu datang dari hati yang bersih dan otak yang cerdas. (Supartono JW, ditulis ulang 06082021)
Akibat PPKM berjilid-jilid, kini di Indonesia sudah ada yang nyata protes PPKM dengan percobaan bunuh diri. Ada yang protes pakai bikini, tapi malah ditangkap dijerat UU ITE.
Sebelumnya, Bendera Putih di berbagai daerah Indonesia juga sudah dikibarkan oleh berbagai pihak. Dan, berbagai aksi lainnya sebab kecewa dengan pemerintah.
Siapa menanam, maka memetik. Itulah yang kini sedang dipetik oleh pemerintah, karena menanam ketidaktegasan dan seolah terus bermain-main dengan kebijakan penanganan corona, karena terus bersembunyi di balik kata-kata ekonomi, tapi abaikan nyawa.
Terus bersembunyi di balik kata-kata ini  Indonesia, situasinya tidak seperti negara lain. Padahal di Benua Eropa, Amerika saja stadion tempat gelaran olah raga sudah diisi penuh suporter yang bahkan berdesakan tanpa masker. Karena sudah melakukan penanganan corona dengan ketat dan sudah melakukan vaksinasi.
Jepang pun berani menggelar Olimpiade Tokyo, dan sejauh ini sukses. Atlet Indonesia saja bisa pergi, lalu berlaga dan berprestasi di Tokyo harumkan Indonesia, Â berikutnya kini sudah ada di Indonesia dalam kondisi sehat.
Nasi sudah menjadi bubur
Andai saja Indonesia sigap, tegas, dan ketat menutup pintu masuk WNI dan WNA yang dari luar negeri sejak corona sudah beredar di negara lain. Tapi saat corona sama sekali belum masuk Indonesia, di pemerintahan malah ada yang menanggapi dengan cengengesan.
Presiden pun seolah santai-santai saja, malah justru mengucurkan anggaran untuk influenser demi menarik wisatawan manca negara masuk Indonesia. Tentu yang ini rakyat masih ingat.
Berbagai pihak terus mengingatkan pemerintah, di bahas di berbagai media dan televisi, tapi tetap saja bergeming, dan sangat percaya diri tetap melakukan kebijakan yang justru terus merugikan rakyat. Akhirnya, corona benar-benar merajalela di Indonesia.
Saya masih ingat betul, saat awal-awal corona menghebat di Jakarta karena kasus pertama di Indonesia diderita warga Depok, yang rumahnya hanya berapa meter dari rumah saya.