Karenanya, STy menurunkan 11 pemain pertama di babak 1 berbeda dengan saat menghadapi Thailand, adalah sebagai strategi yang jitu.
Sebab; dengan strategi itu, Evan Dimas cs ternyata berhasil menahan imbang Vietnam yang nyatanya lebih berbahaya dari Thailand.
Namun, meski berhasil menahan imbang di babak 1, perubahan komposisi pemain sayap kanan dan kiri serta satu gelandang bertahan, tak mampu membuat timnas ke luar dari tekanan sepanjang babak 1, karena pemain gelandang bertahan yang baru diturunkan tak mampu mengimbangi rekan lain.
Setali tiga uang, pemain sayap kanan dan kirinya juga tak mampu menunjukkan skill  yang dibutuhkan. Jadi, hemat saya,  3 pemain yang diturunkan di babak 1 kelasnya berbeda dengan 3 pemain yang disimpan. Sehingga kalah dan tak mampu menjadi filter serangan lawan sebelum masuk kotak pinalti, dan kalah kelas ketika menguasai bola, karena kontrol dan passingnya saja terus salah.
Gelandang bertahan ini menjadi titik terlemah timnas, karena tak mampu mematahkan serangan lawan dan mengubahnya menjadi serangan balik yang mematikan. Di tambah pemain sayap yang juga bermain di bawah performa yang dibutuhkan.
Sayangnya, STy seolah tidak melihat kepincangan itu, dan tetap membiarkan pemain yang lebih layak terus duduk di bangku cadangan hingga babak 1 berakhir.
Di babak 2, pergantian pemain di sayap kiri dan sayap kanan pun, setali tiga uang. Tak mampu menjadikan serangan balik timnas Garuda menjadi berbahaya, karena pemain yang baru masuk tentu butuh adaptasi, sementara kondisi lawan tak memberi kesempatan pemain pengganti kita cepat beradaptasi.
Menghadapi Vietnam yang jelas lebih berat dari Thailand, mengubah komposisi pemain dengan kemampuan skill yang berbeda, memang harus dibayar mahal oleh STy dan pasukannya.
Strategi STy dengan menyimpan Egy dan Witan, bisa dipahami, namun menyimpan pemain gelandang bertahan yang lebih andal adalah kesalahan fatal.
Seharusnya, di babak kedua, timnas bermain utuh dengan memasukkan Egy, Witan, dan Kadek bersamaan. Lihat, meski STy protes terhadap gol pertama  Vietnam yang menganggap penyerang Vietnam hands ball terlebih dahulu, tapi lihat fakta, proses arah bola sebelum berujung gol. Dan, melahirkan 3 gol berikutnya.
Itulah analisis sederhana saya, mengubah komposisi gelandang bertahan dan pemain sayap di saat laga genting dengan lawan yang tak sebanding, jangan dianggap remeh.