Malah, di saat bersamaan juga ada yang tetap meresmikan proyek infrastruktur dengan bangganya. Untuk siapa pula proyek infrastruktur ngotot dibangun sementara rakyat jelata juga tidak bisa menikmatinya. Pun di tengah badai musibah dan bencana melanda Indonesia di tengah penderitaan rakyat yang tak ada habisnya. Di saat hutang Indonesia melangit dan tetap rakyat agunannya.
Semua sangat mudah dibaca, sebab hanya sebuah permainan kepentingan dan kepentingan, sementara rakyat jelata tetap saja terus menjadi korban dan dikorbankan dari ketidak-adilan, kesejahteraan, hingga hukum yang tebang pilih.
Sementara ada pihak yang terus memupuk korupsi, oligarki, politik dinasti, hingga tunduk dan bertekuk lutut kepada taipan atau lebih kerennya disebut cukong hanya demi kepentingan mereka sendiri dan rakyat hanya dipinjam untuk atas nama.
Di sisi lain, juga ada pihak yang terus pongah dan sombong, karena merasa ada di pihak yang sedang menjadi nakoda, hingga berkata-kata apa saja yang menyakiti, berbau SARA, hingga bertindak rasisme, terus dilakukan "seenak udel sendiri" tanpa batas-batas kemanusiaan di media sosial dan media massa tanpa rasa malu, sebab mencari muka dengan cara menghina dan menyakiti lawan politik dan rakyat pada umumnya.
Semua orkestra yang kini terus berlangsung di tanah pertiwi, benar-benar jauh dari sikap dan karakter rendah hati para oknum dan pelakunya, yang notabene-nya, sewajibnya menjadi teladan.
Rendah hati kian menjadi barang langka. Apalagi di zaman modern, era digital dan media sosial yang semakin menyuburkan dan membentuk perilaku para pemimpin bangsa khususnya dan umumnya masyarakat yang ingin unjuk segala hal dengan polesan dan sandiwara serta skenario yang tidak sesuai kenyataan.
Abaikan ilmu padi
Sekali lagi, perhatikan dan catat, siapa orang-orang di negeri ini yang tak pernah mendidik dan mengedukasi rakyat untuk menjadi rendah hati yang muaranya menjadi manusia Indonesia berkarakter karena berbudi pekerti luhur, sopan, santun, menjunjung etika, peduli, simpati, dan empati.
Ciri-ciri itu adalah mereka-mereka yang menghargai diri sendiri secara berlebihan, tidak mau mendengar dan menanggapi saran orang lain alias tak mau diberikan masukan, kritikan, saran, dan nasihat, menolak kebenaran dengan berbagai cara, bersikap kasar, kejam, arogan, dilindungi hukum, maunya dipuji dan disanjung, dan akan sangat sulit menjaga hubungan baik, hubungan kekeluargaan, persaudaraan, hingga persatuan dan kesatuan, sebab lebih mementingkan kepentingan dan tujuan hidupnya sendiri, sekalipun sedang bertugas menjalankan amanah dan harusnya menjadi panutan-teladan. Siapa mereka itu, yang senantiasa mengabaikan ilmu padi?