Di negeri ini, kini rakyat semakin merasakan semua menjadi kaku dan menakutkan karena peraturan dan hukum yang jauh dari hati nurani, sehingga tidak melahirkan suasana kasih sayang, rasa sungkan, bertanggung jawab, dan bahkan juga keikhlasan karena sangat terasa semua yang digerakkan karena ada visi misi dan kepentingan.
Bagaimana bila pemimpin tak disegani atau dihormati, namun lebih memilih jalan menuju tujuannya dengan cara-cara menakuti karena tidak lagi melakukan tindakan dan perbuatan dari hati?
Apakah utopia?
Sudah 75 tahun Indonesia merdeka, apakah masih akan utopia rakyat bangsa ini dipimpin oleh para wakil rakyat yang disegani dan dihormati? Berikutnya, sikap disegani dan dihormati dan merasuk.di rumah-rumah, di sekolah, di lingkungan masyarakat, dan di seantero negeri karena para pemimpin meneladani?
Pertanyaannya, apakah rakyat Indonesia kini segan dan hormat pada para pemimpin kita?
Apakah para pemimpin kita sekarang jujur? Apakah pemimpin kita sabar? Pemimpin kita mampu menyelesaikan masalah dan membuat rakyat sejahtera?
Apakah pemimpin kita kaya harta dan kaya hati? Apakah pempimpin kita cukup ilmu pengetahuannya? Apakah pemimpin kita peduli, empati, simpati? Apakah pemimpin kita berjiwa besar dan mau mengakui kesalahan?
Apakah pemimpin kita mampu mendidik, menjadi panutan, dan amanah?
Manakah dari pertanyaan-pertanyaan itu yang ada pada diri para pemimpin kita? Manakah dari pertanyaan itu yang ada di dalam diri rakyat Indonesia?
Sungguh, di tengah pandemi corona, di tengah berbagai bencana, dan penderitaan rakyat, serta hutang negara yang semakin menggunung, rasanya kata-kata disegani dan dihormati menjadi barang yang sangat-sangat mahal, sebab kini yang sangat-sangat murah adalah bagaimana menakuti demi aman dan lancar program-progam kepentingan itu.
Jadi, untuk apa berpikir harus disegani dan dihormati?