Atas momentum ini, rakyat pun kini harus menyadari, untuk apa berseteru demi mendukung junjungannya, memberikan suaranya, bila pada akhirnya rakyat hanya menjadi korban dan dikorbankan, sementara "mereka" begitu mudah menghapus peristiwa yang kesannya untuk mempersatukan bangsa. Padahal di baliknya ada apa?
Dalam politik telah terbukti tidak ada musuh atau teman abadi, yang ada hanya kepentingan dan ambisi abadi, karenanya rakyat yang hanya dijadikan alat politik, mengapa mau dibohongi hingga terus terbakar api permusuhan?
Seharusnya rakyat bersatu, bukan saling bermusuhan, sebab lawan rakyat adalah pemimpin yang dipilih atas suara rakyat namun tidak amanah, dan menjadikan kursi dan jabatan hanya untuk kepentingan cukong, ambisi ologarki, dan dinasti politik. Tidak ada itu oposisi, yang ada saling berbagi, tapi bukan untuk rakyat yang telah dikorbankan.