Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Dunia Politik Itu Kepentingan, Tak Mengenal Musuh

23 Desember 2020   08:07 Diperbarui: 23 Desember 2020   08:18 227 7
Pada akhirnya, meski berbeda waktu, dua lawan politik itu akhirnya bersatu di pihak lawan yang "dibuat" menyisihkannya.Rakyat pun banyak yang kagum sekaligus bingung. Bagaimana mungkin, pertarungan dalam Pilres yang mengharu biru hingga perseteruan berujung ke meja Mahkamah Konstitusi (MK), dan melahirkan konflik dan permusuhan tak berujung hingga sangat dekat dengan disintegrasi bangsa, akhirnya para pendukung kedua belah pihak harus kagum dan bingung.

Kagum, karena banyak yang memandang calon Presiden dan Wakil Presiden sangat  berjiwa besar dan rendah hati, sehingga demi meredakan konflik para pendukung kedua belah pihak, akhirnya mau duduk sebagai kawan. Begitu mudah menghapus dan melupakan apa yang telah terjadi, hingga sampai ada yang berpikir, mereka ini bukan berbesar hati atau rendah hati, tetapi malah merendahkan diri demi kepentingan dan ambisi pribadi, dan berbalik membikin sakit hati para pendukung masing-masing.

Banyak rakyat berharap, semestinya calon Presiden dan Wakil Presiden yang kalah, tidak menambah luka hati para pendukungnya, yang sudah berusaha mendukung dan memberikan suaranya untuk mereka. Namun, tanpa pamit dan permisi kepada pendukung yang sudah memberikan suara, malah mengambil suara sendiri, memutuskan sendiri mengambil kursi yang ditawarkan lawannya. Untuk siapa dua orang ini mengorbankan diri mau menjadi kawan di pihak lawan.

Pasalnya, pihak pendukung yang kini menjadi Presiden dan Wakil Presiden pun, turut kecewa karena pihak lawan malah dikasih kedudukan. Sementara para pendukung dan simpatisannya pun masih berharap mendapat kursi di Kabinet Indonesia Maju.

Inilah fakta dan fenomena yang ada. Rakyat hanya diperas suaranya dengan sebelumnya "dibikin" bermusuhan dan berkonflik, namun giliran pesta demokrasi usai, rakyat ditinggal demi kepentingan-kepentingan dan ambisi yang tak ada kaitannya dengan amanah rakyat.

Itulah mengapa, tidak ada musuh atau teman abadi di dalam politik, yang ada hanya kepentingan dan ambisi abadi. Sehingga kini dalam perombakan atau reshuffle kabinet yang baru saja diumumkan Presiden Joko Widodo.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun