Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kok, Cuma Baca Judul?

25 Oktober 2020   21:11 Diperbarui: 25 Oktober 2020   21:16 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Supartono JW

"Cuma baca judul". Itulah fenomena terkini masyarakat Indonesia. Meski ini bukan hasil penelitian atau survei, namun dari apa yang selama ini coba saya amati, barangkali ada baiknya, pemerintah dan pihak atau stakeholder terkait di Indonesia dapat menyentuh fenomena masyarakat kita yang kini terbudaya "cuma baca judul".

Dari mana saya dapat mengambil kesimpulan tentang fenomena "cuma baca judul" ini. Yang terdekat adalah dari lingkungan kegiatan saya di seputar pendidikan yang terutama dapat saya identifikasi dari grup-grup media sosial, terutama whatsapp (wa).

Terus menjadi bangsa "pemakai"

Ternyata, di tengah masyarakat dan bangsa dunia terus berlomba menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, dan terus berupaya menjadi yang terdepan di muka bumi ini dengan menjadi penemu, pencipta, inovator, kreator dan sejenisnya, masyarakat Indonesia justru terus asyik dan terlena menjadi masyarakat "pemakai" produk dan ciptaan hasil teknologi masyarakat dunia lain.

Bila masyarakat dunia terus bersaing dan mencoba mencipta dan menemukan berbagai kemajuan di peradaban dunia ini, ssbagian besar masyarakat kita, jangan kan untuk turut serta menjadi penemu, pencipta, inovator dan lain sebagainya.

Sekadar membaca informasi yang justru tinggal buka di media online atau informasi yang di bagikan dalam fasilitas media sosial di smartphone nya, "malas".

Padahal dengan adanya media sosial, khususnya sarana wa yang ada di setiap handphone (hp), maka akses untuk "tahu" dunia menjadi sangat terbuka. 

Tapi apa yang terjadi dengan budaya masyarakat saat menerima informasi berupa berita/artikel/gambar/video/film dan lain sebagainya yang dapat membantu menambah wawasan dan membaca dunia, ternyata, apa yang disebar oleh sesorang kepada seseorang, atau seseorang ke dalam grup wa, hanya sekadar menjadi "sampah" wa, karena informasi yang diterima hanya sekadar di "read" lihat sekilas atau sekadar.membaca judul, bahkan setelahnya dihapus.

Kenyataan ini, dalam beberapa tahun ini, sejak hadirnya fasilitas wa di hp, telah saya buktikan. Saya bagikan informasi dalam bentuk artikel pada beberapa grup wa, yang sejatinya semua anggota grup itu adalah orang-orang terdidik, tapi saat saya bertemu dengan mereka secara langsung. 

Begitu saya ajak diskusi menyoal apa yang saya bagikan di wa sebelumnya, kebanyakan dari mereka tak dapat menimpali diskusi saya. Setelah diusut ternyata, mereka belum membaca isinya, hanya membaca judulnya.

Penasaran dengan kejadian ini, maka saya coba bertanya sekaligus meminta teman dan sahabat saya membuktikan dengan mengirim informasi dalam bentuk berita/artikel/video dll, ke temannya atau ke grup wa yang dia miliki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun