Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bijakkah Seorang Menteri Menuduh?

8 Oktober 2020   18:46 Diperbarui: 8 Oktober 2020   18:48 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Seperti layaknya adegan dalam film atau sinetron nasional, aktor-aktor yang kebagian lakon memerankan tokoh jahat atau licik, maka biasanya skenarionya di buat oleh penulis naskah akan balik membuat alibi dari kejahatan atau kelicikannya dengan cara menyerang atau menuduh balik pihak lawan yang sudah menjadi korban kelicikan demi menutupi perbuatan jahat atau liciknya itu.

Begitu pun dengan kasus UU Cipta Kerja yang kini sudah menuai akibat, rakyat buruh dan mahasiswa akhirnya melakukan demonstrasi penolakan atas sikap pemerintah dan DPR yang sudah tidak lagi pro kepada rakyat karena demonstrasi menjadi cara terakhir dalam menuangkan aspirasi dan kebebasan demokrasi karena semua pintu telah ditutup. Bahkan rakyat dan mahasiswa juga tahu, percuma menempuh jalur hukum, akan sia-sia karena sadar siapa yang sedang dihadapi.

Satu di antara buktinya, paket pemerintah dan DPR pun sangat cerdik memaksakan dan mempercepat pengesahan UU Cipta Kerja di tengah pandemi corona, karena polisi pun jadi terskenario memiliki alasan dalam menindak para demonstran karena sedang pandemi corona.

Tapi dasar paket yang unik, bukannya menyadari dan malu atas sikap dan tindakan yang mengabaikan suara rakyat demi membela cukong, kini di tengah demonstrasi yang masih menggelora, mereka malah membuat alibi yang menjadi bahan tertawaan rakyat pula.

Bayangkan, di tengah kemarahan rakyat atas disahkannya UU Cipta Kerja, dan akhirnya buruh dan mahasiswa demonstrasi, bisa-bisanya pemerintah malah menuduh ada tokoh yang menggerakkan dan membiayai demonstrasi yang sudah berlangsung sejak Selasa , (6/10/2020) sampai hari ini, Kamis (8/10/2020).

Andai saja yang mengungkapkan dan mencuriagai itu adalah polisi, masih logis. Tapi kok ini yang bicara malah seorang menteri dan disampaikan kepada awak media lagi.

"Sebetulnya pemerintah tahu siapa di belakang demo itu. Jadi kita tahu siapa yang menggerakkan, kita tahu siapa sponsornya. Kita tahu siapa yang membiayainya, sehingga kami berharap 7 fraksi di DPR juga merepresentasi rakyat," ujar Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam program Squawk Box di CNBC Indonesia TV, Kamis (8/10/2020).

Miris, seorang menteri malah membuat pernyataan yang malah membuat rakyat semakin gerah. Seharusnya, kalau memang menteri ini betul tahu siapa sponsor demonstrasi, haruskah dia bicara dihadapan publik? Sangat tidak etis dan tidak ada empati sama sekali dengan kondisi rakyat yang benar-benar sudah menderita dan ditambah derita lagi dengan UU Cipta Kerja.

Selain sikap menteri ini, yang langsung mendapat hujatan dari netizen dikolom komentar berbagai media yang meliput pembicaraannya, netizen dan berbagai pihak pun prihatin atas sikap Presiden Jokowi yang justru meninggalkan Istana Negara demi kunjungan kerja (kungker). Padahal sudah tahu buruh dan mahasiswa akan menyambangi Istana Negara demi menyampaikan suara dan aspirasinya.

Sayang, Presiden malah tetap pergi dan meninggalkan Istana yang kabarnya program kunker sudah teragenda jauh hari sebelumnya.

Kembali kepada Menteri  Airlangga, dia bahkan melemparkan tuduhan dengan menyebut bahwa  orang 'di balik layar' yang menggerakkan dan membiayai aksi demonstrasi tersebut memiliki ego yang sangat besar. Di tengah pandemi mereka menggerakkan demo, namun orang di balik layar ini tidak ikut dalam demo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun