Sebuah foto refleksi akan semakin menawan jika Anda beruntung mendapatkan langit nan biru. Pantulan langit di atas permukaan air menambah keindahan foto yang dihasilkan. Namun, bagi pemburu foto lanskap, warna langit yang berubah sudah menjadi bagian dari tantangan perburuan foto itu sendiri.
Ketika Anda tidak menemukan langit biru, maka ambil saja refleksi alam di sekitar subjek foto, tanpa memasukkan bagian langit yang putih ke dalam frame fotomu. Bisa dengan cara mendekat ke subjek foto tersebut atau cukup zoom in melalui lensa kameramu.Â
Sebuah foto refleksi pun masih tetap sedap dipandang mata. Seperti foto 'Huc Bridge' berwarna merah di atas Danau Hoan Kiem di Hanoi.
Dengan cara yang hampir sama, penulis juga memotret Hallstatt Village- Austria tanpa memasukkan langit sedikitpun ke dalam foto berikut ini. Langit mendung dan cenderung datar tidak menarik bagi penulis.Â
Jadi hanya memotret deretan rumah yang bersusun di tepi danau dengan latar belakang bukit yang sebagian masih diselimuti es. Masih tetap menarik, bukan?Â
Bahkan dalam situasi yang lebih ekstrim, masih lebih baik tetap memotret daripada tidak sama sekali. Tidak peduli mendung kelabu menutupi langit. Lupakan juga kabut tebal yang hendak menyelimuti subjek fotomu. Fotoin saja! Suara halus ketika tombol shutter ditekan masih tetap terdengar merdu. :) :)
Setidaknya itu yang penulis lakukan ketika tiba di Eilean Donan Castle yang sangat terkenal di Skotlandia. Cuaca buruk saat itu memang membuat semangat untuk mengeluarkan kamera menurun drastis. Apalagi angin kencang serta udara yang dingin menggigit. Ah, rasanya pingin segera ke hotel.
Bukan hanya soal kondisi di lapangan yang membuat seorang fotografer harus cepat memutuskan. Pilihan komposisi pun kerap membuat seorang pemotret berada di zona keraguan. Sebut misalnya, aturan sepertiga (Rule of the Third)Â yang menyarankan untuk tidak menempatkan subjek foto atau garis horizon di tengah foto.Â
Ada yang tetap konsisten mengikuti aturan komposisi ini. Ada pula yang lebih bebas merdeka mengikuti minatnya sendiri. Penulis sendiri termasuk di kelompok kedua.Â
Ketika menemukan sebuah spot bagus untuk foto refleksi, yang menyajikan kedua sisi sama menarik, baik di atas maupun di bawah garis horizon, maka penulis tidak ragu membuat komposisi yang seimbang. Garis horizon pun tanpa ragu diletakkan persis di tengah foto.Â
Dua foto terlampir menggambarkan pilihan penulis. Seperti foto refleksi dari deretan apartemen di kawasan Damrak- Amsterdam yang dikenal sebagai "Dancing Houses" (gambar di atas) dan sebuah foto menjelang malam dari Monumen Nasional alias Monas, seperti foto di bawah ini.