Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Tuan Rumah Olimpiade, dari Untung hingga Buntung

27 Juli 2021   16:54 Diperbarui: 28 Juli 2021   08:09 2544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Coca-Cola, sponsor tertua Olimpiade yg bertahan hingga kini. Sumber: www.independent.co.uk

Kisah tuan rumah Olimpiade lainnya, yakni Athens 2004 juga tidak mudah dilupakan. Meskipun tidak persis sama dengan tragedi Montreal 1976, tetapi '2004 Summer Olympics' (Athens 2004) juga menyisakan banyak timbunan utang dan bekas venue yang kini terbengkalai. Padahal Olimpiade bak pulang ke rumahnya. Pulang ke kota tempat lahirnya Olimpiade pertama di era modern.

Biaya penyelenggaraan Olimpiade. Sumber: Statista/www.forbes.com
Biaya penyelenggaraan Olimpiade. Sumber: Statista/www.forbes.com
Pangkal sebabnya banyak. Sebut di antaranya, terlambatnya pembangunan berbagai sarana pertandingan serta infrastruktur lainnya. Bahkan IOC sempat mengancam pemindahan kota tuan rumah jika Athena tidak bergerak lebih cepat. Pekerjaan berbagai proyek pun dikebut dengan biaya yang sudah melonjak jauh di atas bujet.

Dari tujuh tahun waktu persiapan, Athena seakan baru bangun tidur setelah tiga tahun pertama berlalu begitu saja. Kebiasaan menunda yang berakibat fatal. Biaya terbesar Athens 2004 meliputi pembangunan bandara internasional baru, perluasan jaringan metro, berbagai venue pertandingan dan sebagainya.

Biaya yang meroket hingga 9 milyar dolar itu begitu menguras kas negara Yunani. Bahkan disebut-sebut sebagai salah satu biang keladi krisis utang yang melanda Negeri Para Dewa itu di penghujung tahun 2009. Dan yang makin memprihatinkan, sebagian besar venue yang dibangun kini tidak terurus.

Bekas venue yg kini terlantar. Sumber: thanassis stavrakis / AP / theguardian.com
Bekas venue yg kini terlantar. Sumber: thanassis stavrakis / AP / theguardian.com

Namun demikian, gelar sebagai "The Worst Host City of Summer Olympics" terpaksa diberikan ke Rio de Janeiro, Tuan Rumah Olimpiade 2016. Status terburuk ini disebabkan akumulasi masalah selama penyelenggaraan Olimpiade di kota terbesar di Brazil itu.

2016 Summer Olympics alias Rio 2016 memang penuh isu kontroversial. Dari organisasi penyelengaraan yang buruk; polusi di Teluk Guanabara yang digunakan untuk perlombaan layar dan selancar angin; tuduhan korupsi terkait perusahaan konstruksi di sejumlah venue; ancaman virus sika; dan lain-lain.

Teluk Guanabara- Rio de Janeiro, Brazil. Sumber: dokumentasi pribadi
Teluk Guanabara- Rio de Janeiro, Brazil. Sumber: dokumentasi pribadi

Di samping itu, Pemerintah Brazil pun tidak sepenuhnya berhasil mengatasi tingkat kriminalitas yang tinggi di Rio maupun merapikan kawasan kumuh favela yang sudah ada di Rio sejak akhir abad ke-19. Puncak dari semua itu, Rio 2016 mencatat rekor kerugian sampai 2 milyar dolar!

Bagaimana dengan '2020 Summer Olympics' atau Tokyo 2020 yang masih berlangsung saat ini di Tokyo? 

Melihat begitu banyak tantangan yang dihadapi selama ini, Anda pun bisa menduga betapa besar kerugian yang sudah terbayang di depan mata. Sejak penundaan penyelenggaraan yang seharusnya berlangsung Juli-Agustus 2020 lalu, sampai keputusan pelaksanaan Olimpiade tanpa penonton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun