Salah satu momen yang cukup menegangkan dihadapi oleh mayoritas para pelajar dibangku pendidikan adalah ketika harus menghadapi ujian, apapun jenis ujiannya.Â
Menurut persepsi saya, dari berbagai macam jenis ujian yang pernah saya ikuti sejak menuntut ilmu dari jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, yang paling menegangkan dan cukup membuat jantung berdebar-debar adalah ketika sedang ujian proposal saat di bangku perguruan tinggi.
Pendapat serupa juga sama dari beberapa orang teman yang sempat saya tanyai perihal yang sama.
Salah satu kewajiban atau syarat seorang mahasiswa dapat lulus dari perguruan tinggi tempatnya menuntut ilmu adalah ia harus melakukan penelitian ilmiah atau menyelesaikan skripsinya. Dalam proses penyelesaian skripsi, umumnya ada dua ujian yang dilakukan (tergantung kebijakan jurusan/prodi di perguruan tinggi), yakni ujian proposal dan ujian skripsi (hasil penelitian yang telah diselesaikan).
Kurang lebih dua tahun lalu, tepatnya bulan desember, tahun 2017. Pada waktu itulah proposal penelitian saya akhirnya disetujui atau accepted (ACC) oleh dosen pembimbing saya untuk siap maju ujian proposal.
Dalam persiapan hingga tiba saat ujiannya akan berlangsung, berbagai perasaan mulai bercampur aduk. Mulai dari perasaan takut, cemas, gugup, khawatir dan perasaan lainnya. Inilah yang saya alami. Apalagi saat itu saya merupakan salah satu tipikal orang yang kadang kurang percaya diri jika berbicara di depan banyak orang, apalagi dihadapan dua dosen pembimbing dan satu dosen penguji.
Biasanya yang menjadi penyebab timbulnya berbagai perasaan itu adalah selain karena pengaruh kharakter, faktor lain seperti persiapan diri menjelang ujian adalah salah satunya. Namun, walaupun saya sudah melakukan persiapan semaksimal mungkin pun juga, nampaknya tidak terlalu mengurangi perasaan demikian.
Lalu, apa yang masih membuat perasaan takut, gugup dan khawatir masih terus mengganggu? Karena dalam pikiran sudah dibayang-bayangi akan kemungkinan pertanyaan yang akan diajukan oleh dosen penguji yang mungkin tidak bisa dijawab karena di luar materi yang disiapkan.
Hal yang saya alami ini pun sama dirasakan oleh sebagian besar teman kuliah dan beberapa kakak senior yang sempat saya saksikan ujian mereka. Ketika saya tanyai, alasan yang mereka lontarkan pun rata-rata sama juga.