Mohon tunggu...
Dewanto Nugroho
Dewanto Nugroho Mohon Tunggu... -

Mantan penulis naskah iklan ...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tiada Malaikat, Tiada Pintu Surga

19 November 2009   11:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:16 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kita semua pasti pernah mendengar cerita-cerita (terutama fiksi), soal pengalaman orang menjelang ajal menjemput mereka.  Pada cerita-cerita itu, selalu digambarkan bahwa orang yang mendekati ajal akan dikelilingi oleh malaikat.  Ada lagi yang menggambarkan bahwa orang-orang itu akan memasuki sebuah lorong panjang berwarna putiiiih, dan ada juga yang cerita bahwa pada akhirnya orang tersebut akan bertemu dengan sebuah pintu besar berwarna putih yang berada di atas awan.

Masih banyak cerita versi lain.  Tapi yang mau saya obrolin, teman-teman (atau siapa pun) yang belum pernah mengalami a 'near death experience' mestinya sering bertanya-tanya dalam hati.  Bener tidak sih bakal ketemu malaikat?  Memang kalau sudah menjelang ajal pasti melihat pintu surga ya?  Atau mungkin ada yang sekadar kepingin tau saja: seperti apa sih rasanya 'hampir mati', atau rasanya 'koma' atau apa sih yang terbayang sama orang-orang yang 'hampir lewat'?

Kebetulan, sekitar 1 tahun lalu saya mengalami kejadian itu.  Jadi ceritanya, tepatnya tgl. 14/10/08 sekitar jam 08.30 saya masuk rumah sakit dalam keadaan tidak sadar.  Ginjal saya berhenti, lever juga dan gara-gara itu tekanan darah saya tidak bisa dideteksi (karena darahnya sudah tidak mengalir lagi).  Dokter bilang harapan hidup saya waktu itu cuma 10%, kalau dibiarkan 10 menit saja pasti lewat (sayang, bini di rumah keburu panggil ambulan).  Keluarga juga sudah disuruh tandatangan surat-surat yang isinya kurang lebih "keluarga sudah merelakan dan tidak akan menuntut pihak rumah sakit".  Saya koma kurang lebih 40 jam, dan ternyata sehabis itu bisa bangun lagi dan bahkan ginjal sama levernya bisa balik lagi ke normal.

Sejak itu deh, suka ada orang yang bertanya pada saya tentang 'pengalaman dekat-dekat kematian'.  Saya sungguh bisa mengerti dengan pertanyaan-pertanyaan itu.  Soalnya, dari dulu saya sendiri memang suka kepingin tau..., kaya apa sih rasanya 'nyaris mati'?  Beneran kaya di film "The Flatliners" gak seh?

Nah, jawaban singkat saya buat pertanyaan itu adalah begini: waktu saya koma dan nyaris mati, saya sama sekali tidak ketemu sama malaikat; saya juga tidak melihat lorong putih atau pintu putih besar yang berada di awan. Sebagian besar yang saya rasakan dan saya "lihat" selama koma 40 jam adalah: gelap alias hitam pekat..., ya kaya biasa kita "lihat" kalau merem gitu deh.

Tapi, tidak cuma gelap yang saya rasakan.  Beberapa kali (cukup sering dan rada lama juga durasinya), saya melihat pemandangan yang bisa saya bilang sangat-sangat indah.

Hmh, agak susah juga sih buat menggambarkan dengan kata-kata, seperti apa pemandangan yang saya liat itu.  Soalnya, secara nyata, selama hidup, saya belum pernah lihat pemandangan kaya gitu.    Misalnya saja nih, saya pernah lihat awan tebal bergumpal-gumpal.  Uniknya, warnanya bukan putih atau abu-abu tapi jingga (gak boleh bilang orange kata bu guru).  Terus, uniknya lagi, di tengah-tengah awan itu seperti ada seseorang yang kayanya saya kenal.  Jadi, saya berusaha terus dong supaya bisa lebih "dekat" dan "ngenalin" wajah orang itu.  Tapi, begitu udah mau keliatan jelas, eeh, orang itu hilang (sekaligus sama awannya).

Pernah juga saya "lihat" lautan pasir; jaraknya dekat sekali (kaya di close up) sampai butir-butir pasir itu kelihatan besar-besar.  Yang unik, pasir itu warnanya bukan putih kotor atau abu-abu, tapi krem.  Waktu angin kencang dan pasir itu tersibak, tiba-tiba saya seperti melihat ada wajah seseorang di balik pasir.  Jadi, dalam "cerita itu", saya berusaha dong buat mendekati wajah itu dan menyibakkan pasir-pasir itu dengan tangan saya.  Eh, begitu hampir keliatan semua, wajah orang itu hilang.

Beberapa kali 'pemandangan' yang muncul adalah aliran sungai dengan air deras yang warnanya bukan putih/kebiru-biruan, tapi merah darah.  Juga pernah muncul gambaran padang rumput, salju, tanah yang pecah-pecah, pori-pori kulit manusia dll.  Yang jelas dan bikin keren menurut saya, semua "gambar-gambar" itu munculnya close-up (malahan extreme close-up), jadi benar-benar kelihatan detilnya dan artistik.  Yang unik juga, di setiap "gambar-gambar" itu pasti nongol satu atau beberapa wajah yang kayanya saya kenal, tapi begitu didekati langsung kabur.

Malah pernah yang saya lihat adalah gambar deretan jendela pesawat.  Gambar itu bergerak dari jendela satu ke jendela yang lain..., hingga pada satu jendela koq saya lihat sebuah tampang yang kayanya saya kenal.  Saya coba melihat lebih jelas..., eh, malah hilang tuh semua "gambar-gambar"nya (sekaligus jendelanya).

Kadang-kadang, setelah sehat, saya coba menganggap bahwa "gambar-gambar" yang pernah saya "lihat" waktu sakit itu adalah suatu hal yang biasa aja.  "Kapan saja semua orang pasti bisa melihatnya," begitu saya pikir.  Tapi, tampaknya saya salah deh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun