Mohon tunggu...
Tomy Ristanto
Tomy Ristanto Mohon Tunggu... -

A passionate journalist, Badminton lover, Traveller, Runner =================== "Pelari yang jatuh di lintasan belum kalah, Pelari yang menyerah dialah yang kalah"

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menelusuri Labirin Kota Tua Sana'a

18 September 2016   19:08 Diperbarui: 18 September 2016   19:27 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore itu udara dingin menyergap kota Sanaa, Ibukota Negara Yaman, padahal udara panas siang baru saja beranjak. Meski cuaca terbilang sejuk, suasana hati justru terasa menghangat karena diliputi rasa khawatir saat mobil yang saya tumpangi melintasi jalanan kota Sanaa. Maklum saja, dari informasi yang kudengar, kota ini tidak benar-benar aman sepenuhnya. Ini terlihat dari banyaknya check point tentara dan polisi Yaman yang berjaga. Setiap sekitar satu kilo meter atau saat memasuki jalanan baru para petugas akan memeriksa setiap mobil dan para penumpangnya. Dengan kondisi itu, jangan harap kita bisa memotret atau merekam gambar jalanan sesuka hati. Kamera jelas menjadi barang terlarang, karena jika sampai ketahuan urusannya bisa panjang.

Sebagai sebuah ibukota negara, kota Sanaa terbilang sangat sederhana. Bangunan bertingkat tinggi sangat jarang ditemukan. Sebaliknya, bangunan yang tampak justru terlihat sangat sederhana bahkan terbilang kusam. Seperti di Indonesia, pengemis juga mudah ditemukan di kota ini. Literatur yang aku baca menyebutkan bahwa Yaman adalah negara paling miskin di semenanjung arabia. Namun tidak pernah terbayangkan olehku bahwa satu-satunya negara arab yang pernah berbentuk republik (hingga Februari 2014) begitu tertinggal dari segi ekonomi dan infrastrukturnya.

Meski secara umum ibukota Sanaa terlihat biasa, senyum dan kekagumanku mulai mengembang saat bangunan megah Babul Yaman terlihat. Babul Yaman atau pintu gerbang Yaman adalah pintu gerbang masuk ke Kota Tua Sanaa. Ahh.. pintu gerbang ini sebelumnya hanya bisa kulihat di foto-foto yang terpampang di internet. Inilah salah satu aset Yaman yang sesungguhnya. Sebuah warisan sejarah dan budaya yang telah berusia ribuan tahun. Tak sabar rasanya ingin segera masuk dan menjelajahinya. Namun lagi-lagi, ini bukan seperti di Indonesia, dimana kita bisa ke mana-mana dengan sesuka hati. Di kanan dan kiri pintu gerbang tank dan tentara siap siaga. Kita tetap harus waspada.

Bagaikan menembus lorong waktu dan kembali ke dalam kehidupan masa lampau. Itu yang aku rasakan saat memasuki pintu gerbang Kota Tua Sanaa. Ingat film The Prince of Persiayang dibintangi Jake Gyllenhall? Nah ... kira-kira seperti itulah sensasi yang terasa. Bayangkan, aku si orang asing, masuk ke dunia di mana atmosfir yang ada seperti di sebuah negeri khayalan. Sebuah kerajaan di masa lampau. Bangunan-bangunan yang terbuat dari batu bata ini sangat unik dan eksotis.

Dokpri
Dokpri
Ada sekitar 6500 bangunan yang berdesain sangat mirip antara satu dengan lainnya dengan ornamen yang sangat khas Yaman. Sementara, manusia yang berlalu lalang di dalamnya juga memakai pakaian yang hampir sama antara satu dengan lainnya. Para wanita memakai baju/penutup badan berwarna hitam lengkap dengan cadarnya. Sedangkan para pria umumnya memakai memakai baju terusan panjang lengkap, pebagai penutup kepala dari kain, jas untuk menghalau hawa yang dingin, serta satu lagi, aksesoris yang selalu melekat di pinggang pria Yaman yakni Jambiya atau belati khas Yaman. Kapan-kapan aku certain deh keunikan dan fungsi Jambiya ini :) 

Keunikan dan keindahan arsitekturnya, serta sejarah yang terkandung di dalamnya, menjadikan Kota Tua Sanaa disebut sebagai museum hidup dan ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO sejak tahun 1984. Di tengah Kota Tua Sanaa terdapat sejumlah masjid bersejarah dengan menara-menara yang menjulang indah. Dan… ada satu lagi peninggalan yang sangat menyita perhatian. Istana yang dahulu dibangun Abrahah untuk menyaingi kiblat umat muslim, Ka'bah, yang berada di Mekah Al Mukaromah.

Sobat, masih ingin baca dan melihat serpihan perjalananku di negeri Ratu Bilqis kan ?? :) 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun