Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kuliah Kerja Praktik Jalan Dapat Pekerjaan sebelum Jadi Sarjana

2 September 2016   23:19 Diperbarui: 15 April 2019   14:06 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar (www.internnzoz.com)

Tahun ini adalah semester di mana kami sedang melakukan Kuliah Kerja Praktek (KKP). Jadi, di semester ini kami tidak belajar di kampus, melainkan mempraktikkan teori yang selama ini kami pelajari di kelas. Seperti KKP pada umumnya, melalui sebuah proposal yang sudah disiapkan oleh pihak kampus, kami disuruh mencari perusahaan di mana kami bisa melakukan KKP. 

Bagi sebagian teman yang tidak bekerja, mereka akan sibuk mencari perusahaan untuk melakukan KKP. Bagi yang sudah kerja seperti saya dan teman yang lainnya, kami tak perlu lagi mencari perusahaan untuk melaksanakan KKP. Sambil nyari duit ya kami sekalian KKP.

KKP sendiri diadakan agar mahasiswa dapat mengerahkan seluruh kemampuan akademiknya, sekaligus mempraktikkannya. Lebih dari itu KKP berfungsi juga sebagai pengenalan dunia kerja yang sesungguhnya kepada mahasiswa. Jadi, secara tak langsung pengalaman KKP ini dapat menjadi bekal bagi mahasiswa untuk menghadapi dunia kerja setelah nanti lulus kuliah. 

Tapi sekalipun sangat bermanfaat, ada saja mahasiswa yang malas melakukan KKP (kalau saya malas bikin laporanya hehe). Dari beberapa hasil dengar dan lihat saya, ada saja mahasiswa yang merekayasa KKP-nya. Contohnya seperti KKP di kafenya teman, atau di perusahaan yang ada kenalan. Keuntunganya?Mereka tak perlu datang untuk KKP, tahu-tahu nanti di laporannya sudah tercantum tanda tangan atasan selama KKP, cap perusahaan serta laporan selama KKP.

Terserahlah itu gimana mereka aja. Tapi ada beberapa hal mungkin harus saya share kenapa kita harus serius dan melihat KKP ini sebagai peluang emas bagi kita yang belum selesai kuliahnya. Tentu saya tidak sekedar memberi pandangan, tapi saya akan tuliskan beberapa pengalaman yang saya tahu, di mana KKP dapat menjadi jembatan emas untuk masa yang akan datang.

1. Kesempatan untuk Bekerja di Perusahaan Impianmu


Kalau bukan karena harus cari uang, saya sendiri akan memanfaatkan momen ini untuk melaksanakan KKP di perusahaan impian saya. Misalnya Kompas. Memang sih belum tentu diterima, tapi setidaknya sudah usaha. Banyak mahasiswa tidak sadar kalau proposal KKP yang disediakan oleh kampus adalah tiket gratis untuk masuk ke dalam perusahaan ternama hingga perusahaan yang dicita-citakan. 

Memang KKP ada masanya, setelah selesai kita harus meninggalkan perusahaan tersebut. Tapi saat kita melakukan KKP di sebuah perusahaan, sebenarnya kita sedang mencuri start.

Salah seorang teman saya malah ada yang melakukan KKP sampai ke Jakarta, di sebuah stasiun televisi. Luar biasanya, saat ini dia telah bekerja di stasiun televisi tersebut. Sering dia mem-posting foto-fotonya saat bertemu artis. Bayangkan, semua hanya berawal dari KKP. 

Hal yang sama terjadi pada anak teman kerja saya yang bercerita kalau anak perempuannya yang dulu KKP di kantor pajak, kini malah ditawari untuk bekerja di sana. Demikian pula anak anak SMA dan SMK yang dulu Praktek Kerja Lapangan (PKL) di toserba tempat saya bekerja. Saat ada penerimaan karyawan, malah bagian personalianya menyuruh mereka untuk memasukan lamaran untuk nanti diproses dan diterima bekerja.

Tentu semua itu adalah efek dari yang namanya KKP dan PKL saat kita masih menempuh pendidikan, entah itu SMA sederajat atau kuliah. Kalau selama numpang KKP atau PKL di sebuah perusahaan kita menunjukkan loyalitas dan totalitas, yang ada bukan kita yang nyari kerja, tapi kitalah yang lebih dulu di-booking oleh perusahaan tersebut. Dari contoh sederhana ini seharusnya kita tak menyia-nyiakan kesempatan untuk KKP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun