Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ganjar Pranowo Simbol Kemenangan Kaum Moderat

28 Oktober 2022   14:44 Diperbarui: 28 Oktober 2022   14:55 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar kompas.com

Tadi pagi saya menonton acara televisi dimana beberapa pengamat politik coba menganalisa kenapa Ganjar Pranowo selalu menempati urutan teraatas dalam berbagai hasil survey.Dalam hasil survey Charta Politika misalnya.

Ganjar Pranowo menempati posisi pertama dengan raihan suara 28,5 %, lalu ada Prabowo Subianto dengan raihan 23,4 % disusul Anies Baswedan 19,6% dan Ridwan Kamil 6,4%.

Dari semua hasil lembaga survey, Ganjar selalu menempati posisi pertama.Tentu hal ini menarik untuk dikaji, apa gerangan yang membuat Ganjar begitu memikat.Beberapa pengamat yang saya tonton itu mengatakan, banyak rakyat memilih Ganjar karena Ganjar dianggap sebagai penerus Jokowi.Hal itu tampak dari kedekatan Ganjar dan Jokowi dalam berbagai kesempatan.Dalam pidatonya di jawa tengah misalnya, Jokowi meminta relawan untuk sabar meskipun yang kita dukung ada disini.

Kalimat itu seperti kode dari Jokowi bahwa pada Ganjar lah Jokowi akan menjatuhkan dukungannya.Demikian juga saat Ganjar diajak Jokowi naik mobil RI 1 saat berkunjung ke Jawa Tengah.Semua itu seperti komunikasi simbolik yang mengarah pada dukungan Jokowi untuk Ganjar.Seperti kita tahu, Jokowi adalah pemimpin yang lebih suka menggunakan komunikasi simbolik dibandingkan retorika yang berapi-api.

Persepsi publik bahwa Ganjar adalah penerus Jokowi adalah kunci yang membuat Ganjar selalu menempati urutan pertama dalam seluruh hasil lembaga survey.

Saya setuju dengan pendapat para pengamat tersebut.Namun alasan lain yang membuat Ganjar didukung masyarakat banyak adalah karena Ganjar berani melawan radikalisme.

Di Jawa Tengah Ganjar sering mengkampanyekan anti radikalisme di berbagai lembaga yang ada dibawah otoritasnya.Bahkan Ganjar dengan tegas meminta para pegawai negeri untuk mengundurkan diri jika tidak setuju dengan perintahnya.

Rasanya hanya Ahok dan Ganjar kepala daerah yang berani dengan lantang melawan radikalisme.Maka seperti yang sudah banyak disuarakan di media sosial, tahun 2024 adalah pertarungan antara kaum radikal dan nasionalis.Maka disini Ganjar adalah simbol kaum moderat.Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya, Ganjar adalah "Jalan Tengahnya Aristoteles."

Ganjar adalah sosok yang tidak ekstrim kanan ataupun ekstrim kiri.Ganjar bukan penganut paham liberal, tapi juga tidak fanatik dalam menerapkan nilai-nilai agama yang membuat masyarakat tidak harmonis.

Maka saya menyebut Ganjar adalah "jalan tengah" yang disebut oleh Aristoteles.

Ganjar adalah sosok yang bisa menjadi jalan tengah, sosok yang menjaga nilai-nilai bangsa Indonesia, sekaligus mau menerima kemajuan, keterbukaan, dan perubahan.Maka Ganjar adalah sosok pemimpin yang paling relevan dengan kemajuan jaman.

Kembali pada istilah penerus Jokowi, Ganjar juga adalah pemimpin daerah yang selalu bicara tentang mensukseskan program pemerintah pusat.Maka tidak salah jika Ganjar diasosiasikan sebagai penerus Jokowi yang paling layak.Jarang sekali kepala daerah bicara dan berupaya mensukseskan program pemerintah pusat.Padahal kalau program itu sukses yang merasakan dampaknya ya masyarakat di daerah itu juga.

Namun yang membuat para pendukung gemas adalah sikap PDIP.Beberapa hari yang lalu Ganjar dipanggil PDIP dan diberi sanksi lisan hanya karena menyatakan diri siap jadi presiden dalam sebuah wawancara.Seperti kita tahu, sepertinya ada keinginan untuk Puan Maharani untuk maju sebagai capres.Tapi faktanya nama Puan tidak pernah ada muncul dalam hasil survey, 10 besar pun tidak.Sangat arogan dan konyol jika PDIP memaksakan Puan maju sebagai capres.

Dalam buku Retorika, Aristoteles mengatakan bahwa karakter adalah alat persuasif yang paling efektif.Kalau kita yakin pada karakter seseorang itu baik, maka akan mudah bagi kita untuk mempercayai ucapannya.Maka sebaliknya, jika kita anggap seseorang memiliki karakter yang buruk, apapun yang diucapkannya akan sulit untuk dipercaya.Inilah kontradiksi yang terjadi antara Puan dan Ganjar.

Entah bagaimana awalnya, Puan tidak disukai banyak orang.Entah karena pembawaannya yang arogan, sikapnya yang sok merakyat, atau karena orang tidak melihat kontribusinya di parlemen.Itu kenapa upaya Puan untuk mencitrakan diri sebagai sosok yang dekat dengan rakyat malah menjadi bahan bullyan di media sosial.Upaya Puan untuk ikut menanam padi ke sawah, dengan cara yang salah pula, malah mempermalukan dirinya.Dimana-mana menanam padi itu berjalan mundur, tapi Puan malah berjalan maju wkwkw...

Berbeda dengan Ganjar yang memang sehari-hari sering turun ke akar rumput, maka publik melihat ketulusan karakter Ganjar.Disinilah karakter menjadi alat persuasif yang efektif, yang mempengaruhi publik untuk menjatuhkan pilihannya pada siapa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun