Spirit berperang Putin inilah yang mencerminkan bahwa dia masih rindu kejayaan Rusia saat masih menjadi pemimpin Uni Soviet. Putin rindu bagaimana negara-negara eropa timur menjadi sekutunya dalam masa jaya Uni Soviet.
Maka perlawanan yang dilakukan Zelenskyy sangatlah wajar.Karena syarat damai dari Putin memang terlalu berlebihan dan merusak prinsip negara yang berdaulat.
Zelenskyy yang ingin sekali berdialog dengan Putin pun sampai saat ini belum mendapat respon dari pihak Rusia.Padahal menurut Zelenskyy jika perdamaian tidak segera dilakukan, cepat atau lambat perang dunia ke tiga pasti terjadi.
Saya setuju dengan Zelenskyy, saat ini saja Rusia telah menggunakan rudal hipersonik.Rudal ini dikendalikan dari jarak jauh, dan rudal ini sudah mendarat di wilayah Ukraina yang berbatasan dengan Polandia.
Tepatnya di kota Lviv, hanya berjarak 70 kilo meter dari Polandia.Jika rudal Rusia meleset ke Polandia atau negara anggota NATO yang berbatasan dengan Ukraina, maka itu dianggap sebagai sebuah serangan dan perang dunia ketiga tidak dapat dihindari.
Padahal demi bisa bertemu dengan Putin, Zelenskyy siap membicarakan Crimea, wilayah Ukraina yang dicaplok rusia di tahun 2014.Mungkin menyerahkan satu wilayah yang penuh pemberontak pro rusia tidak masalah bagi Zelenskyy asalkan invasi dihentikan.Sebab perang ini memang sangat merugikan Ukraina.Karena perangnya terjadi di tanah Ukraina.
Hampir dua juta rakyat Ukraina mengungsi, banyak bangunan sipil hancur dibom Rusia, tentu ada harga yang sangat mahal untuk membangun kembali semua kerusakan itu.Pasti pikiran Zelenskyy berkecamuk, sedih marah menjadi satu.
Maka opsi damai adalah yang diinginkan Zelenskyy agar tidak semakin banyak rakyatnya yang menderita.Sekalipun memang, rakyat Ukraina tidak keberatan mengangkat senjata melawan Rusia.
Tapi sebagai seorang negarawan, Zelenskyy harus bisa menjaga negaranya dari kehancuran yang lebih besar.Terlepas dari apakah Ukraina bisa menang atau tidak melawan Rusia nantinya.
