Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kunci dalam Berkarya

1 Agustus 2021   16:17 Diperbarui: 1 Agustus 2021   16:22 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karya pertama kita pasti jelek, kalau langsung bagus, itu justru jadi pertanyaan. Jangankan kita, karya orang-orang hebat dan jenius pun pastilah jauh dari kata sempurna. Bukankah konon Thomas Alfa Edison mengalami seribu kegagalan sebelum akhirnya berhasil pada percobaan ke seribu satu? 

Artinya bisa dikatakan, lima ratus karya Edison jelek, dua ratus kali percobaan karyanya mulai bagus, tiga ratus eksperimen karyanya sudah bagus tapi mungkin kurang efisien, baru dipercobaan keseribu satulah karyanya menjadi sempurna.

Maka seorang komedian bernama Pandji Pragiwaksono pun berkata, kunci dalam berkarya adalah: mulai aja dulu lalu bikin yang lebih baik.Beberapa waktu yang lalu saya menulis di facebook, bunyinya kurang lebih begini,"Saat ini tidak ada alasan untuk mengeluh, dengan kemajuan teknologi saat ini semua orang punya panggung yang sama untuk menunjukkan talentanya."

Ada banyak platform saat ini yang membuat orang yang tadinya bukan siapa-siapa, menjadi termahsyur di publik .Lihatlah tiktok, youtube, hingga instagram.Ada banyak orang bertalenta yang akhirnya bisa unjuk gigi karena karyanya. Panggungnya sudah tersedia, tinggal kita sekarang, mau menari-nari di atasnya atau hanya menonton saja.Tapi ingat, tidak ada pilihan yang salah.

Kalau kamu mau fokus bekerja di sebuah perusahaan dan tidak membuat sesuatu diluar itu, tidak apa-apa juga.Tapi kalau kamu ingin menyalurkan hobi atau berkarya diluar pekerjaan formalmu mungkin tulisan ini bisa relevan untuk kamu.

Berikut beberapa perspektif yang ingin saya bagikan seputar berkarya..

Pertama, yang penting terus bertumbuh. Maka untuk bertumbuh kita harus menanam lebih dulu. Untuk bertumbuh kita harus merawat apa yang kita tanam.Ada sebuah siklus disana. Seperti yang dikatakan Pandji, mulai saja dulu lalu bikin yang lebih baik. Memulai adalah menanam, merawat adalah mengevaluasi serta memperbaiki apa yang sudah dimulai.

Kedua, siap dikatain jelek. Saat kita merilis karya kita ke publik maka kita harus biarkan publik yang menilainya.Jangan langsung berharap menuai banyak pujian.Biarkan saja orang menilai karya kita dengan jujur. Saat ada pujian anggaplah itu sebuah apresiasi untuk membuat kita semakin semangat dalam berkarya.Kalau ada kritik atau saran yang konstruktif dan berguna untuk membuat karya kita semakin baik terima dan tampunglah masukan tersebut.

Ketiga, sabar dan jangan membandingkan diri dengan orang lain.Inilah yang saya alami saat membuat dan berusaha mengembangkan channel youtube.Saat ini channel saya sudah dimonetisasi dan sudah bisa menghasilkan uang, namun ada satu kegalauan yang saya rasakan.Perasaan ini jugalah yang banyak dialami orang yang mencoba peruntungannya di youtube.

ini adalah data penonton video-video di channel youtube saya, karena kontennya seputar asuransi maka jumlah penontonnya tidak meledak-ledak/dokpri
ini adalah data penonton video-video di channel youtube saya, karena kontennya seputar asuransi maka jumlah penontonnya tidak meledak-ledak/dokpri
ini adalah total penghasilan channel youtube saya saat ini/dokpri
ini adalah total penghasilan channel youtube saya saat ini/dokpri
Dua gambar diatas menggambarkan bahwa channel saya viewnya tidak banyak, walaupun terus tumbuh, karena konten yang saya buat bersifat evergreen.Sifat kontennya tips dan tutorial sehingga terus ada yang membutuhkan.Namun resikonya penghasilan saya juga tidak besar.Saat ini estimasi pendapatan saya masih 38,87 dollar, kalau dirupiahkan masih sekitar Rp.544180.

Terkadang godaan muncul, apakah saya jadi tukang reupload saja, apa yang sedang viral itulah yang saya upload ke youtube.Saya sadar jika ingin mendapatkan penonton yang banyak saya harus mengambil ceruk yang diminati banyak orang, yaitu konten hiburan.Namun karena keterbatasan skill editing, ide, serta minimnya jiwa entertaint saya miliki, sampai sekarang saya belum membuat konten bergenre hiburan.

Saya kembali saja pada niat awal saat membuat video, yaitu ingin melatih cara saya berbicara dan juga memberi manfaat untuk orang lain.Perihal pendapatan dan jumlah penonton, untuk saat ini mengalir saja dulu.Seberapa dapat ya disyukuri saja.

Demikian juga dengan teman-teman sekalian, saat berkarya kita harus sabar dan jangan membandingkan diri dengan orang lain.Kalau terlalu sibuk membandingkan diri dengan orang lain, nanti malah insecure, dan tidak semangat karena merasa apa yang kita hasilkan tidak sebagus dan sebanyak yang dihasilkan orang lain.

Keempat, harus memiliki jiwa costumer service. Saya pernah mengamati beberapa konten kreator yang selalu dihujat oleh banyak orang.Dalam setiap videonya pasti dislikenya selalu lebih banyak daripada likenya. Tapi konten kreator ini tidak pernah marah.Saat dia dicaci maki, dikatain videonya jelek, gak jelas dan semacamnya, dia selalu menjawab dengan "terimakasih atas masukannya, semoga ke depan saya dapat membuat video yang lebih baik..." 

responnya selalu positif, tak pernah dia menutup kolom komentar karena takut dihujat, atau memblokir penontonnya.Akhirnya sekarang dia sudah jadi konten kreator yang sukses.Maka dimanapun kita berkarya mental seperti ini harus kita miliki. Saya menyebutnya sebagai "mental costumer service."

Coba lihat costumer service di bank atau hotel.Sekalipun nasabah atau konsumen sudah marah-marah namun mereka tetap menjawab dengan santun dan ramah. Dalam banyak kasus, orang yang marah-marah tadi akhirnya malah merasa bersalah dan menjadi costumer yang loyal.

Inilah mental dan attitude seorang bintang.Karena faktanya, ada begitu banyak orang yang baru naik daun akhirnya layu sebelum berkembang karena persoalan attitude.

Kelima, memangnya ada usaha yang sudah kita tahu hasilnya? Tidak ada bukan.Maka penting untuk merilis secara teratur karya kita ke publik.Kalau itu tulisan biar dibaca, kalau itu video biar ditonton, kalau itu audio seperti podcast biar didengarkan orang lain.Jika kita tidak memulainya kapan kita akan menuai hasilnya? Soal gagal? Itu sudah pasti terjadi.Ada yang bilang,jika kita sudah menghabiskan jatah gagal yang kita miliki, kita akan berhasil.Sama seperti pemain bola, tidak semua tendangannya ke arah gawang menjadi gol bukan? Ada percobaan yang berhasil dan ada percobaan yang gagal.

Keenam, nikmati prosesnya.Ada yang bilang berkarya itu bukan seperti lari 100 meter, melainkan seperti lari marathon.Maka karena perjalanan berkarya ini begitu panjang, kita harus mengatur nafas agar tidak mati di tengah jalan.Kita harus mengatur energi agar bisa terus berjalan.

Kalau perjalanan berkarya itu begitu jauh, kenapa tidak dinikmati saja setiap prosesnya.Lagi pula hasil dari sebuah pekerjaan yang tidak dinikmati prosesnya pasti tidak akan memuaskan.

Demikian beberapa perspektif yang bisa saya bagikan, semoga dapat menyemangati kita semua saat ingin berkarya dalam hal apapun.Cmiww...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun