Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Tak Puas, Ferdinand Minta KPK Periksa Anies Baswedan

25 November 2020   16:50 Diperbarui: 26 November 2020   07:48 1420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sy ucapkan selamat kpd  yg berhasil menangkap sosok besar (menteri) dgn korupsi ecek2 suap benih lobster. Semoga KPK, bung Novel Baswedan jg memimpin timnya turun ke Pemprov DKI Jakarta memeriksa aliran uang fee E Formula Rp.560 M yg raib merugikan negara. Ini korupsi..!" Ferdinand Hutahaean.

Penangkapan Edhy Prabowo, menteri KKP, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi tampaknya tidak membuat mantan kader Demokrat Ferdinand Hutahaean puas. Sosok yang diprediksi akan berlabuh ke partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini turut meminta KPK untuk memeriksa Anies Baswedan dalam isu formula E yang sempat akan diadakan di Jakarta

Hal ini pernah dipermasalahkan oleh Wakil Ketua Komisi E dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Anggara Wicitra Sastroamidjojo.Sebab Pada APBD 2019, Pemprov DKI membayar commitment fee sebesar Rp360 miliar untuk pelaksanaan Formula E tahun 2020. Sementara itu, pada APBD 2020 juga telah dibayarkan commitment fee sebesar Rp 200 miliar untuk pelaksanaan Formula E tahun 2021.

Anggara mengatakan pelaksanaan Formula E tahun 2020 yang sedianya dilakukan bulan Juni telah dibatalkan akibat pandemi Covid-19. Sedangkan, menurut dia, Formula E tahun 2021 belum ada kejelasan.

Penyelenggaraan formula E sejatinya adalah blunder yang dilakukan Anies Baswedan. Mengingat saat itu DKI Jakarta sedang menghadapi banjir, dan yang lebih penting anggaran sebesar itu rasanya mubazir jika dijadikan sebuah tontonan yang hanya terselenggara beberapa jam saja.

Tidak ada urgensi bagi Anies Baswedan menyelenggarakan formula E.Namun Anies Baswedan berkelit bahwa penyelenggaraan formula E akan berdampak pada aktivitas ekonomi dan energi terbarukan. Walau tentu kita sulit membayangkan korelasi penyelenggaraan formula E dan manfaatnya untuk masyarakat menengah kebawah.

Secara estetika penyelenggaraan formula E di Kota Jakarta juga terkesan memaksa. Kota yang setiap tahunnya terendam banjir, didera kemacetan, kemiskinan, masalah lapangan pekerjaan, kriminalitas, dan banyaknya masyarakat yang butuh bantuan untuk memperoleh hidup layak, tiba-tiba harus mendengar sebuah program yang mereka sendiri tidak mengerti apa bedanya dengan menonton kuda lumping. Karena keduanya sama yaitu bersifat hiburan.

Sejatinya sudah banyak pihak yang menolak gagasan Anies Baswedan ini. Dan terbukti tiba-tiba covid-19 melanda dunia dan penyelenggaraan formula E di Jakarta batal, anggaran yang sudah dikeluarkan untuk penyelenggaraan formula E pun kini dipertanyakan.

"Saya politisi, mk sy lbh suka melihat penangkapan EP Menteri KKP yg org paling dekat  secara politik. Novel Baswedan memimpin timnya fokus pd korupsi ecek2 suap tp diam ttg fee e formula ratusan milliar yg nyata2 raib tanpa hasil. Siapa yg diuntungkan secara politik?" Ferdinand Hutahaean.

Partai Nasdem sendiri pernah meminta Anies Baswedan menarik uang muka yang sudah diberikan pada penyelenggara balapan Formula E, namun sampai hari ini belum ada kejelasannya. Adalah lebih baik bagi Anies Baswedan menyelesaikan permasalahan ini ketika dia masih menjabat. Walaupun ada istilah semua orang sama didepan hukum tanpa memandang jabatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun