Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Level Fadli Zon, Aktivis 98, Ferdinand Ladeni Politik Tingkat Tinggi Jusuf Kalla

22 November 2020   12:15 Diperbarui: 22 November 2020   12:33 7240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar Tribunnews.com

Negara-negara adikuasa sengaja menciptakan kelompok pemberontak yang melawan Pemerintah. Hal itulah yang terjadi juga di Indonesia. Indonesia konon memiliki banyak cadangan nikel, dan berharap Indonesia mau mengekspor mentahnya.

Tapi Jokowi tidak mau dan ingin memproduksi nikel tersebut menjadi baterai di Indonesia sehingga harganya dapat lebih mahal. Tindakan Jokowi tidak disenangi negara asing, sehingga politik adu domba adalah jalannya. Konon kelompok-kelompok radikal di Indonesia dibiayai oleh asing untuk menciptakan kerusuhan. Contohnya ya negara Timur Tengah tadi.

Kecurigaan juga muncul pada Jusuf Kalla yang belakangan turun gunung mengomentari Habib Rizieq. beberapa analisa sudah muncul di Facebook yang ditulis oleh orang-orang berkompeten. Tapi saya tidak akan masuk pada spekulasi tentang hal tersebut walaupun saya punya keyakinan tentang hal itu

Tapi yang jadi menarik adalah pernyataan Jusuf Kalla tentang ada yang salah dengan demokrasi Indonesia. Jusuf Kalla juga bicara tentang kesalahan partai Islam, tapi tentang kesalahan partai islam ini saya tidak punya keresahan untuk mengomentarinya.

Pernyataan Jusuf Kalla yang mengatakan ada yang salah dengan demokrasi di Indonesia menuai polemik. Jika demokrasi ini salah, apa Jusuf Kalla sudah lupa bahwa di demokrasi yang salah Inilah dia bersahasil menjadi wakil presiden dua kali dengan dua presiden yang berbeda.

Menanggapi pernyataan Jusuf Kalla, Budiman sudjatmiko mantan aktivis 98 yang pernah dipenjara di era Soeharto pun mengomentari.

"Pak JK atau siapapun jgn mengeluhkan ikhtiar baik dr masa lalu yg menghasilkan manfaat pd kalian di masa kini. Terlebih lagi mengangkangi masa depan dgn meludahi ikhtiar baik masa lalu. Jgn meludahi tangan yg memberimu makan, meskipun ia tangan berkusta."

"Saat generasi kami memperjuangkan demokrasi, kami tak berandai2 kesempurnaan tp terus memperbaiki. Bahkan bisa mengantar bpk 2 kali jd Wapres. Jika ukuran baiknya demokrasi itu dgn mendukung orang2 kesayangan pak JK yg tak cakap, kami BUKAN demokrat yg "baik".

Kalimat di atas adalah komentar Budiman atas pernyataan Jusuf Kalla. Jika dimaknai dengan benar pernyataan Budiman sebenarnya sangat keras. Di sana Budiman mengaitkan jika demokrasi yang dimaksud Jusuf Kalla adalah keuntungan untuk orang-orang yang didukungnya, maka Jusuf Kalla tidak tulus karena punya banyak kepentingan.

Hal yang sama juga dinyatakan oleh Ferdinand Hutahaean, mantan kader Demokrat ini berkata, bahwa demokrasinya tidak salah yang salah adalah orang yang memainkan isu identitas yang berpotensi memecah belah.

Sebenarnya ini sudah masuk ke dalam politik tingkat tinggi. Karena yang berbicara adalah mantan orang nomor dua di negara ini dan juga pengusaha besar. Ada banyak rahasia dan kepentingan di dalamnya. Itu kenapa kita butuh presiden yang kuat seperti Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun