"Benarkah ini wahai ? Kalau benar, artinya UGM turut serta membesarkan Intoleransi di republik ini, membesarkan kaum Hizbut Tahrir pembenci Pancasila." Ferdinand Hutahaean.
Keresahan Ferdinand Hutahaean Terhadap isu radikalisme makin terlihat sejak dia keluar dari Partai Demokrat. Bisa jadi sekarang Ferdinand tanpa beban. Bersuara atau mengkritik pihak yang dirasanya radikal saat dia masih di Demokrat pasti terasa sulit.
(Perlu saya garis bawahi di sini Saya tidak mengatakan seseorang atau satu kelompok radikal. Saya murni mengutip pernyataan Ferdinand.)
Penyebab Ferdinand tidak bebas menyuarakan pendapatnya tentu karena Demokrat bisa kehilangan banyak suara Jika dia berani mengkritik ormas seperti FPI atau HTI.
Terlepas dari benar atau tidaknya bahwa organisasi tersebut radikal, yang jelas kedua organisasi itu memiliki basis massa yang besar .Ditambah cukup banyak masyarakat yang bersimpati pada kedua organisasi tersebut.
Maka saat berada di partai Demokrat, Ferdinand tidak bisa sembarangan mengkritik suatu kelompok karena Demokrat akan makin kehilangan suaranya. Maka setiap kader Demokrat harus menjaga lisannya demi keberlangsungan partai.
Itu kenapa saat ini Ferdinand lebih bebas untuk mengutarakan pendapatmya.Karena dia tidak terikat pada partai apapun.maka isu yang juga menjadi perhatian Ferdinand adalah isu intoleransi.
Coba lihat gambar di bawah ini.
Tapi prof Mahfud MD, yang sekarang menjabat Menkopolhukam pernah mengatakan bahwa organisasi ini memang punya visi tersendiri dan itu melawan hukum dasar Negara.