Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Dua Jenis Teman di Dunia Kerja

29 Mei 2020   10:59 Diperbarui: 29 Mei 2020   10:54 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin saya bertemu seorang teman.Dia adalah teman sekantor saya yang juga sudah resign dari perusahaan tempat kami bekerja sebelumnya.Ceritanya, dia menawarkan saya untuk pindah ke tempat dia bekerja sekarang.Karena tertarik sayapun main ke rumahnya untuk memberikan surat lamaran saya.Sesampainya disana, layaknya teman, kami ngobrol dulu sambil ngopi-ngopi.Sampailah pembicaraan kami pada seorang teman.Teman kami ini sekarang masih bekerja di perusahaan tempat kami bekerja sebelumnya.

Dulu kami berempat, yang tiga sudah resign, jadi tinggal dia sendiri yang masih bertahan.Karena saya tahu kalau teman saya itu mau resign juga, saya pun bertanya pada teman yang menawarkan saya pekerjaan itu,"Lu gak nawarin ke dia bro?" Maksud saya, kalau memang di tempat dia ada lowongan, teman saya yang masih bertahan di tempat kami dulu bekerja ditawarin juga tidak.

Teman saya itu menjawab,"Ya nggaklah bro, justru dulu salah satu faktor kita resign ya dia."Padahal kami berempat sangat dekat.Kalau lagi kerja kami suka cabut bareng, bilang ke nasabah tahunya main Playstation (PS) sampai sore.Pagi-pagi ngopi dan cari gorengan bareng.Kami sering mencuri kesenangan bersama di antara jam-jam kerja.Jadi ceritanya dulu, dari kami berempat, resign dulu satu orang.Lalu yang satu orang ini menarik teman saya, dan kini gantian saya ditarik.Tapi teman saya yang satu lagi tidak.

Kenapa demikian? Padahal kami sangat kompak? Apakah kami tidak setia kawan dan hanya ada untuk teman pas lagi senang-senang? Sama sekali tidak.Seperti yang dijelaskan teman saya itu.Ada dua jenis teman di dunia kerja.Pertama teman yang hanya cocok untuk diajak main, dan yang kedua teman yang bisa diajak kerja sekaligus diajak main.

Memang teman saya itu asyik sekali kalau diajak nongkrong.Istilahnya, gak ada dia gak rame.Tentu bukan hanya untuk bersenang-senang, sering juga kami bertukar cerita tentang pahitnya hidup.Tapi semua itu diluar bisnis.Maka teman kami yang satu ini hanya cocok untuk dijadikan teman main, bukan teman kerja.Itu kenapa dia tidak diajak untuk bergabung di perusahaan tempat teman saya bekerja sekarang.

Dalam hal pekerjaan kita semua punya kepentingan yang sama.Sedikit banyak ada kompetisi di dalamnya.Pekerjaan juga menuntut profesionalisme dan saling pengertian.Itu kenapa saya tidak pernah memasukkan saudara atau keluarga ke tempat saya bekerja.Takutnya karena pekerjaan nanti hubungan kekerabatan jadi rusak.

Memang ada juga yang cocok jadi teman kerja tapi tidak cocok jadi teman main.Tapi saya rasa bukan ke arah sana penekanan saya.Dan saya bukan sedang memilah-milah berbagai jenis teman di dunia kerja.Saya sudah sering melihat beberapa orang dekat ketika tidak satu pekerjaan.Tapi ketika dua orang yang dekat ini disatukan dalam sebuah pekerjaan, sering terjadi perselisihan bahkan permusuhan.

Biasanya dimulai dari saling ngomongin dibelakang, hingga mulai renggangnnya kedekatan di antara mereka.Akhirnya yang tadinya jadi teman main, sekarang tidak jadi teman main juga tidak jadi teman kerja yang cocok.Semua dijalankan karena kewajiban semata.Itu kenapa saat di suatu tempat ada seseorang yang naik jadi pimpinan, pasti orang yang naik itu di tempatkan di luar lingkaran pertemanannya saat dia masih jadi bawahan.

Gak tau juga kenapa.Pasti karena ada yang dijaga antara hubungan pribadi dan hubungan profesional.Ya mungkin kalau seseorang yang tadinya punya jabatan sama tiba-tiba harus memimpin temannya sendiri bisa jadi kepemimpinannya tidak maksimal.Pasti si orang itu segan dan malu, yang tadinya suka ngomongin atasan bareng, sekarang dia malah akan melakukan apa yang dulu atasannya lakuin.Pasti dia mikir, pasti saya diomongin teman-teman saya nih.

Lagi pula pasti ada rasa canggung, yang tadinya panggil,"Bra, bro, bra, bro," mendadak harus memanggil temannya sendiri dengan kata,"Pak."Ya ada banyak faktorlah ya.Demikian juga dengan peraturan banyak perusahaan yang melarang suami isteri untuk dinas di satu kantor.Pasti ada pertimbangan antara hubungan pribadi dan hubungan profesional agar tidak mengganggu pekerjaan.

Itulah yang coba dinetralisir teman saya itu.Makanya dia menawarkan posisi itu untuk saya dan tidak menawarkannya untuk teman kami yang satu itu.Dengan tidak adanya hubungan pekerjaan, pertemanan kami dengan teman kami itu malah jadi lebih jujur dan akrab.Karena tidak ada satu area pun dimana kami punya kepentingan yang sama.

Kalau dulu, karena masih satu pekerjaan, sedikit banyak pasti ada saling ngomongin  di belakang.Tapi sekarang tak ada lagi yang perlu dipergunjingkan.Tapi hal itu dilakukan memang karena teman saya itu dinilai tidak cocok untuk jadi rekan kerja, setidaknya teman kerja buat kami.Bisa saja dengan orang lain dia malah cocok dan bisa jadi rekan kerja yang baik.

Lalu bagaimana dengan kita? Mungkin selama ini kita dekat dengan banyak orang di kantor, jam istirahat selalu makan bareng dengan banyak orang.Kalau ada acara main ke luar selalu banyak yang mengajak kita ikutan, kalau ngumpul-ngumpul selalu jadi pusat perhatian.Tapi pertanyaannya apakah di mata rekan sekantor kita ini adalah rekan kerja yang baik? Atau jangan-jangan hanya sekedar rekan main yang asyik?

Idealnya tentu kita bisa jadi rekan kerja dan rekan baik dan rekan main yang asyik.Tapi dalam konteks dunia kerja, kalau disuruh memilih, saya akan memilih jadi rekan kerja yang baik.Tak apalah tak bisa jadi teman yang asyik diajak main.Selain karena pekerjaan itu urusan karir dan masa depan, kalau kita tidak jadi rekan kerja yang baik pasti ada yang tidak nyaman dan dirugikan.

Lagi pula seperti yang dilakukan teman saya itu, ujung-ujungnya sedekat apapun kita dengan seseorang dalam urusan bersenang-senang, pekerjaan adalah hal serius yang tak bisa diisi sembarang orang.Lagian kalau kita bisa jadi rekan kerja yang baik, kemungkinan besar pasti bisa juga jadi teman yang baik diluar urusan pekerjaan.Tapi kalau kita bisa jadi teman main asyik, belum tentu bisa jadi teman kerja yang baik.

Maka hubungan profesional menyangkut pekerjaan haruslah didahulukan, dibandingkan hubungan pribadi demi disukai banyak orang.Daripada punya banyak teman untuk ngegosipin atasan, sehingga banyak teman untuk pelarian.Lebih baik punya beberapa rekan tapi mendukung apa yang kita kerjakan.

Jadi kalian termasuk yang mana nih, teman yang cocok untuk diajak bekerja atau teman yang hanya cocok untuk diajak main?

Penikmat yang bukan pakar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun