Hallo semuanya apa kabarnya nih? Sudah cukup lama saya tidak menulis di platform ini, jadi untuk mulai menulis lagi agak sulit.
Mungkin inilah akibatnya kalau terlalu lama berhenti menulis, untuk menyusun kalimat pertama pun, saya harus hapus berkali-kali, karena selalu merasa aneh dan berat untuk melanjutkannya.
Sekarang ada banyak Kompasianer baru yang belum saya kenal. Kalau begitu salam kenal untuk semuanya ya. Jadi pada tulisan ini saya ingin menceritakan pengalaman saya dalam dunia kerja.
Jadi beberapa hari yang lalu saya mengirim pesan pada mantan atasan saya di perusahaan sebelumnya.
Lewat WhatsApp, saya tidak bertanya ”Apa kabar, bu?”, tapi saya kirimkan foto saya bersama seseorang yang sekarang menjadi atasan saya di tempat kerja yang baru.
“Lu sekarang kerja di sana Bor?”, balasnya.
“Iya bu, tapi masih enakan di sana bu", jawab saya yang mengindikasikan ada sedikit penyesalan pada diri saya kenapa harus meninggalkan perusahaan sebelumnya.
Tapi mantan atasan saya itu membalas, "Tapi kamu punya kesempatan belajar, dulu dia adalah bawahan saya, kerja di mana ajah sama, gimana kitanya, karier itu bukan di perusahaan, tapi di diri sendiri, kamu punya value kamu bisa kerja di mana saja.”
Jadi itulah alasan saya mengirimkan foto pada mantan atasan saya itu, karena ternyata orang yang jadi atasan saya sekarang pernah jadi bawahan atasan saya sebelumnya. Dunia memang sempit ya.
Jawaban mantan atasan saya itu cukup menyemangati. Beberapa hari yang lalu saya melihat postingan teman saya di Facebook. Dia membagikan foto selfie dirinya di sebuah kafe dengan caption, ”Kerja saya hanya ngopi, sisanya hanya belajar yang dibayar.”
Saya sudah memperhatikan bahwa pekerja yang memiliki karier yang meningkat rata-rata adalah pekerja yang punya semangat belajar.
