Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Yang Harus Dilepaskan untuk Bahagia

12 Januari 2019   01:15 Diperbarui: 15 April 2019   15:25 1723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu kita tahu semua tahu kisah Kartun Doraemon. Dengan kantong ajaibnya, dia bisa mengabulkan banyak permintaan seorang anak yang bernama Nobita.

Nobita ini keinginannya nggak berujung. Enggak habis-habis. Pengen ini, pengen itu banyak sekali.

Kadang tanpa kita sadari, kita juga sudah seperti Nobita. Keinginan perut juga keinginan mata menguasai diri kita. Me-manage diri tiada lagi berguna karena kita tidak bisa menyingkirkan yang seharusnya.

Saya pernah dengar sebuah cerita, ada seorang yang kaya di Inggris, sering dia berbelanja banyak barang, sangkin banyaknya, ada begitu banyak barang yang sampai dia mati belum dibuka bungkusnya. Sempat dicobain pun tidak.

Orang bijak bilang, bahwa keinginan manusia itu seperti mangkok tak berdasar. Gak akan pernah ada puasnya.

Ada hal dalam jiwa kita yang tak bisa dipuaskan dengan sesuatu yang fana (aduhh bahasamu getek deh).

Kita pun jarang diajari untuk mengurangi keinginan, bahkan membuang segala keinginan yang yang sebenarnya tak berguna. Kita diarahkan untuk semakin hedonis.

Kita menjadi seperti anak-anak yang terus merengek meminta jajan pada kehidupan. Padahal kita hanyalah musafir di dunia, waktu terbatas, kita hidup hanya sementara saja. Ada yang depresi karena tak mendapatkan yang diidam-idamkan, ada yang depresi karena tak tahu lagi apa yang harus dilakukan. Depresi dan segala turunannya, hal-hal yang membuat kita tidak bahagia, harus kita lawan.

Salah satu caranya adalah dengan melepaskan segala keinginan yang tak terlalu berguna. Misal, keinginan untuk memenuhi ambisi agar jadi kaya raya, keren, jadi pusat perhatian, hingga terkenal.

Yang benar adalah lepaskan segala keinginan, kosongkan diri, lalu isi dengan tujuan hidup yang mulia. Seperti menolong orang yang lemah misalnya.

Janganlah kita seperti Nobita, juga seperti Hawa dalam sejarah penciptaan manusia. Tuhannya sudah melarang agar dia tak memakan suatu buah, tapi Hawa tetap memakannya, dia terus memuaskan segala keinginannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun