Mohon tunggu...
Tjokro Prasetyadi
Tjokro Prasetyadi Mohon Tunggu... Dosen

Saya seorang dosen yang bergerak di bidang pendidikan dan penelitian kedokteran gigi, selain itu saya pun hobi menulis terkait pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Metode Pendidikan Kedokteran Gigi dengan Teknologi Virtual Reality

23 Februari 2023   16:40 Diperbarui: 23 Februari 2023   16:44 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,menyatakan bahwa perkembangan era industry 4.0 dan society 5.0 untuk meningkatkan adanya link dan match antara lulusan perguruan tinggi dengan serapan tenaga kerja. Oleh sebab itu setiap perguruan tinggi diarahkan untuk melakukan inovasi pembelajaran dan memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran. Virtual reality (VR) dapat menjadi salah satu teknologi yang akan berperan besar dalam pendidikan kedokteran gigi. 

Teknologi VR berpotensi untuk mensimulasikan lingkungan klinis secara digital, maka dengan metode ini diharapkan mahasiswa dapat memeriksa, mendiagnosis, merawat, serta mencatat riwayat medik secara digital. Dixon dan kawan-kawan pada tahun 2020 menyatakan bahwa teknologi VR dapat memiliki keakuratan yang tinggi antara pengukuran dari simulator dengan pengukuran dari seorang dosen, sehingga VR dapat digunakan untuk menilai performa dari keahlian ketrampilan motorik para mahasiswa, namun VR perlu dikembangkan ke simulasi-simulasi yang lebih rumit. 

Perry pada tahun 2017 menyatakan bahwa VR memang akan menjadi teknologi yang mendukung dalam pendidikan kedokteran gigi, namun masih dalam tahap yang belum matang, sehingga perlu dikembangkan ke semua simulasi klinis. Penelitian lain yang dilakukan oleh Huang dan kawan-kawan pada tahun 2017 menyatakan bahwa simulasi VR dapat menjadi alat yang penting dalam Pendidikan dokter gigi terutama untuk penilaian Objective Structured Clinical Examination (OSCE). 

VR tidak hanya bermanfaat untuk Pendidikan, namun juga dapat bermanfaat untuk pelatihan perawatan secara klinis, Sehingga teknologi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa kedokteran gigi, maupun bagi dokter gigi yang ingin meningkatkan ketrampilannya. Roy dan kawan-kawan pada tahun 2017 menyatakan bahwa simulasi VR dapat menjadi bagian penting dalam Pendidikan di masa depan. Manfaat dari VR bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan motorik serta kordinasi tangan dan mata dalam melaksanakan simulasi perawatan klinis. 

Beberapa produk yang sudah ada di pasaran menunjukkan bahwa peningkatan teknologi hardware dan software masih perlu diperhatikan agar memberikan penggambaran virtual yang lebih baik dan mampu beradaptasi terhadap pendidikan yang modern. Nicola dan kawan-kawan pada tahun 2020 menyatakan bahwa aplikasi dan alat digital menjadi hal yang rutin dilakukan dalam perawatan gigi. 

Digitalisasi sekarang telah menjadi tren dan harus disesuaikan dengan kurikulum dalam Pendidikan dokter gigi. Standarisasi teknologi digital ini harus terus dikembangkan karena metode ini akan merevolusi pendidikan di kedokteran gigi. Digitalisasi akan membuat pendidikan menjadi lebih menarik, serta mampu memotivasi mahasiswa dalam mendapatkan pengalaman yang baru. 

Metode ini akan membantu proses pendidikan karena dapat diakses setiap hari dan 24 jam dapat digunakan. Singal dan kawan-kawan pada tahun 2020 menyatakan bahwa pandemi COVID-19 salah satu kejadian yang memberikan peluang dan tantangan yang sangat besar terhadap kehidupan sistem pendidikan dalam banyak hal, semua orang menyadari bahwa perubahan tidak dapat dihindari. 

VR dapat mendukung sistem Pendidikan di masa depan,namun setelah dievaluasi sistem pendidikan digital tidak selalu berjalan lancar karena tergantung kapasitas internet di masing-masing wilayah, serta perangkat yang digunakan oleh mahasiswa. 

Pada umumnya mahasiswa masih menggunakan smartphone untuk pendidikan secara virtual, sehingga Pendidikan secara digital masih perlu ditingkatkan, khususnya dalam menilai kemampuan mahasiswa. Pendidikan tetap harus menggunakan kombinasi metode konvensional dan digitalisasi untuk menunjang ketrampilan mahasiswa. 

Penelitian Li dan kawan-kawan pada tahun 2021 menyatakan bahwa keterbatasan teknologi virtual reality masih memerlukan pengembangan dalam hardware dan software sehingga belum dapat menggantikan metode pembelajaran secara tradisional, khususnya untuk melatih ketrampilan motorik mahasiswa. 

Pengembangan yang diperlukan adalah kapasitas data yang besar, cloud computing, 5G, teknologi yang lebih spesifik sehingga mendukung pembelajaran klinis.  Penelitian oleh Remtula pada tahun 2020 menyatakan bahwa sudah sangat jelas bahwa saat ini teknologi digital menjadi solusi dalam pendidikan kedokteran. Namun teknologi VR masih sangat mahal dan tidak ekonomis. Maka inovasi teknologi ini tentu harus dilakukan terus karena merupakan tantangan untuk pendidikan kedokteran di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun