Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pak Syaifullah Mengajarkan Saya tentang Islam

24 Mei 2016   09:37 Diperbarui: 24 Mei 2016   09:41 1911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pak Syaifullah Mengajarkan Saya Tentang Islam

Setiap kali umat Islam memasuki Bulan Rahmadhan, pikiran saya selalu terhubung dengan kejadian puluhan tahun lalu.. Tentang salah seorang Guru Kehidupan saya ,yang bernama :”Syaifullah” .Walaupun jazad beliau sudah menyatu dengan bumi, belasan tahun lalu,namun pelajaran hidup yang diberikan beliau kepada saya,tidak akan pernah menyurut dari hati saya.

Saya tidak ingat lagi tanggal persisnya, karena sudah berlalu begitu lama. Pertama kali saya mengawali usaha dibidang dagang antar kota. Kami sudah pindah ke Medan,sejak menikah dan karena belum mendapatkan pekerjaan, saya merundingkan pada istri ,untuk mulai mencoba berdagang. Pada awalnya istri tidak setuju, saya harus menempuh perjalanan Medan – Padang,untuk berdagang, Namun karena saya mendesak,dengan alasan tidak mungkin membebani tante kami,dimana kami numpang tinggal.maka akhirnya dengan berat hati ,istri saya mengijinkan.

Pada masa itu kondisi keamanan sangat rawan. Tapi saya berpikir, semua usaha selalu ada resiko dan resiko itu harus berani diambil. Tanpa itu ,saya tidak mungkin dapat mengubah nasib ,hanya dengan duduk duduk aman dirumah.

Satu satunya bus yang berani tetap beroperasi pada waktu itu adalah A.L.S. entah apa kepanjangan dari singkatan ini, hingga saat ini saya tidak tahu.Pada waktu itu bertepatan dengan bulan Puasa bagi Umat Islam.Saya berangkat pagi dari Medan.dengan diantar istri .Kami berdua naik beca. Inilah untuk pertama kalinya kami berpisah…sejak menikah….Dapat dibayangkan bagaimana perasaan kami berdua.

Jembatan Rusak


Hingga melewati sore hari, tidak ada halangan sama sekali.Hanya saja saya harus menahan lapar,karena tengah hari bus hanya berhenti sesaat bagi yang mau ke wc.Tidak ada acara makan siang, karena lagi di bulan Puasa

Menjelang magrib.tiba tiba bus yang saya tumpangi berhenti. . Lama menunggu, tidak kunjung jalan.Baru setelah Kernek bus  mengumumkan bahwa ada jembatan runtuh dan semua penumpang diharap turun.Harus menunggu hingga orang kampung siap memperbaiki jembatan,secara gotong royong.

Tapi karena hujan sangat lebat,maka kami diantarkan ke salah satu Masjid disana. Kami semuanya turun dan numpang berteduh di dalam Masjid. Pengurus Masjid tampak sibuk mengelar tikar ,kardus bekas seadanya untuk dipinjamkan kepada semua penumpang.Karena lantai semen sangat dingin . .Yang dibagi atas dua kelompok,yakni wanita dan anak anak dan kelompok diruang sebelahnya kaum pria.

Perut saya terasa sangat perih,karena sejak siang belum makan. Karena bulan puasa, maka disepanjang jalan tak ada warung yang buka. Tadinya dijadwalkan Bus akan berhenti dan  berbuka puasa di rumah makan Padang, Tapi tidak kesampaian ,karena jembatan rusak. Saya mencoba berbaring dengan beralaskan tas yang saya bawa dan mencoba tidur dengan menahan lapar yang amat sangat.

Perjalanan Ditunda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun