Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Langkah-langkah untuk Mencegah Frustasi

26 September 2016   22:19 Diperbarui: 26 September 2016   22:35 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
*Hidup itu dapat dianalogikan sebagai orang yang sedang berkompetisi dalam lomba marathon,dimana setiap peserta lomba,berharap bahwa ia akan keluar sebagai juara . Tapi pada kenyataannya, yang keluar sebagai pemenang hanyalah tiga orang dari seluruh perserta lomba,yang jumlahnya lebih dari seribu orang, Yakni :Juara Pertama,Juara Kedua dan Juara Ketiga. Maka untuk menghindari frustasi, orang harus memilik prinsip :" hope for the best, but ready for the worst" " foto : koleksi pribadi)

Langkah Langkah Untuk Mencegah Frustasi

Apa sih maksud sesungguhnya dari frustasi?  Frustasi adalah merupakan sebuah keadaan dimana seseorang merasa bahwa harapannya yang mengebu gebu untuk mencapai tujuannya, ternyata tidak semudah seperti yang diperkirakannya. Begitu mulai melangkah maju,maka ia sudah menemukan segala macam rintangan.

Frustasi dapat juga terjadi apabila  sebuah harapan yang sangat didambakan ,  kenyataan yang terjadi bukan saja tidak  sesuai dengan yang diharapkan,malah justru bertolak belakang. Masalah ini bisa diakibatkan oleh berbagai  faktor kehidupan. Seperti masalah keluarga, masalah pekerjaan dan masalah  yang menyangkut  hubungan berinteraksi dengan  masyarakat.

Bila hal ini dibiarkan berlarut dan tidak ada usaha untuk mengantisipasinya secara sungguh sungguh,maka akan berakibat menurunkan semangat hidup dan semangat untuk berusaha, memperbaiki hidupnya.

Hope for The Best ,But Ready for the worst

Mengharapkan yang terbaik,tentu saja adalah sangat wajar ,bagi setiap orang,apapun latar belakang pendidikan  ataupun latar belakang budaya. Namun untuk mengantisipasi agar tidak terimbas pada frustasi yang berkepanjangan dalam hidupnya,maka perlu sedini mungkin, mempersiapkan mentalnya. Dengan menata sikap mental,bahwa sebagai manusia tentu saja berharap akan yang terbaik,tetapi jangan lupa untuk senantiasa bersiap siap ,bilamana yang terjadi justru yang terburuk


Semakin tinggi orang meletakkan harapannya pada impiannya,maka akan semakin tinggi pula rasa kekecewaan yang kelak akan dipikulnya, bilamana dalam perjalanan untuk meraih cita citanya. akhirnya  harus menerima kenyataan,bahwa ia gagal atau belum berhasil mewujudkan harapan hidupnya.Oleh karena itu hendaknya sejak dari awal kita sudah harus menanamkan di dalam diri ,bahwa anatara sebuah harapan dan terwujudkan menjadi sebuah realita,sesungguhnya ada celah jurang yang harus di jembatani. 

Karena itu hendaknya setiap orang sudah memahami ,bahwa antara sebuah harapan, ada jembatan yang harus diseberangi. Dalam arti kata lain, sebuah harapan bisa sukses ,tapi juga bisa gagal..Menerima kegagalan demi kegagalan dengan berjiwa besar,tentu saja tidaklah semudah ketika kita menyebutkannya atau menasihati orang lain. Karena dibutuhkan ketabahan sikap mental dan tekad yang tidak mengenal arti kata menyerah atau putus asa Karena begitu orang menjadi frustasi akibat dari sebuah kegagalan,maka ketika kegagalan lain tiba,maka hampir dipastikan ia akan menyerah dan putusa asa.

Berapa Kali Orang Harus Gagal Sebelum Sukses?

Pertanyaan ini ,mungkin dapat dijawab dengan menganalogikan seorang anak yang baru belajar berjalan. Berapa kali seorang anak "harus jatuh" sebeum ia mampu untuk berdiri sendiri dan berjalan? Tentu tak seorangpun dapat menjawabnya dengan pasti. Bisa saja ketika sedang belajar berjalan,seorang anak harus jatuh berpuluh puluh kali,sebelum ia mampu berdiri sendiri dan bahkan berlari.

Oleh karena itu,jalan terbaik adalah menjalani hidup dengan tekun ,kerja keras dan pantang menyerah.hingga akhirnya dapat meraih cita cita hidup

Ditulis di Cianjur. 

Tjiptadinata effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun