Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Karya Tulis adalah Jembatan Segala Perbedaan

22 Agustus 2016   22:16 Diperbarui: 22 Agustus 2016   23:25 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock.com

Ketika kita membaca surat kabar atau membaca majalah, maupun karya tulis secara online, tak terbersit dalam pikiran kita untuk menyelidiki terlebih dulu, siapa penuisnya. ? Suku atau etnis mana ? Atau apa agama yang dianutnya? Karena bagi kita, kalau tulisannya bagus dan bermanfaat, tidak peduli siapa penulisnya,maka kita akan  terus melanjutkan untuk membaca hingga selesai.

Salah satu contoh sederhana adalah buku cerita silat yang di tulis oleh Kho Ping Ho. Walaupun dari namanya yang terdiri dari tiga suku kata,orang sudah dapat memastikan bahwa penulis cerita silat ini adalah keturunan Tionghoa. Namun ternyata tetap saja puluhan ribu orang membaca karyanya. Pembaca karya tulis Kho Ping Ho dipastikan bukan dari golongan etnis Tionghoa saja,melainkan dari berbagai latar belakang asal muasal .

Ini adalah salah satu bukti yang tak terbantahkan,bahwa menulis adalah salah satu jalan untuk menjebatani seluruh perbedaan.Karya tulis yang menarik adalah bagaikan magnit yang mampu menarik beragam benda yang ada disekelilingnya.

Menyukai Karya Tulisnya,Tidak Mungkin Membenci Penulisnya

Logikanya secara psikologi, bila kita menyukai sebuah karya tulis dari seseorang,maka mustahil  pada saat bersamaan membenci penulisnya. Sehingga dengan demikian, dengan menulis, sesungguhnya kita sudah maju dua langkah sekaligus. Yakni  menyembatani perbedaan dan sekaligus meniadakan kebencian.

Namun tentu saja tidak semua tulisan diminati orang,terutama tulisan yang mengandung sara dan penuh kebencian, tak akan pernah disukai orang banyak.Termasuk tulisan yang selalu mengedepankan diri sebagai orang paling hebat, pasti tidak akan menjadi bacaan menarik,bagi siapapun.

Menulislah dengan Rendah Hati

Oleh karena itu perlu adanya sikap rendah hati Sikap rendah hati adalah jembatan sebuah persahabatan. Tidak akan ada yang hilang dari diri kita, bila kita mengaplikasikan sikap rendah hati ini ,dimanapun kita berada.. Di dunia ini,tidak terhitung banyaknya sekolah tinggi ilmu pengetahuan, tetapi saya berani memastikan,tak satupun sekolah yang mengajarkan secara khusus bagaimana sesungguhnya sikap rendah hati .

Tanpa hal ini ,maka kita tidak mungkin bisa bersahabat dengan orang banyak. Kata “rendah hati” adalah sebuah kata yang sangat sederhana dan sangat mudah diucapkan,namun untuk mempraktekkannya didalam hidup kita,perlu waktu dan kesadaran diri.

Bila Tulisan Kita di Share kan Orang Banyak

Bila tulisan kita di share kan oleh orang lain, baik dalam blog pribadinya,maupun di laman facebook ,sesungguhnya patut disyukuri . Karena bila tulisan kita dianggap tidak ada manfaatnya, mana mungkin orang mau menyibukkan diri, untuk men sharekan tulisan kita. Setidaknya bila ada orang yang mau mensharekan tulisan kita,setidaknya bagi dirinya pribadi ,tulisan kita, lebih dari sekedar menarik,tetapi sekaligus memiliki nilai nilai yang bersifat informatif, motivasi dan inspirasi bagi dirinya pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun