Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Inilah Rapor Ahok Setahun Jadi Gubernur DKI

22 November 2015   18:21 Diperbarui: 23 November 2015   19:18 5316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Investigasi warga DKI, memberikan nilai rapor setahun Ahok jadi Gubernur DKI

Di era keterbukaan ini, tidak hanya seorang pemimpin yang boleh memberikan penilaian terhadap perilaku warganya, tetapi sebaliknya, sebagai warga tentu saja berhak memberikan penilaian tersendiri terhadap kinerja pimpinan di daerahnya.

Sebagai salah seorang warga DKI, yang ber-KTP DKI dan bertempat tinggal di Kemayoran sejak tahun 1990, saya juga tergelitik untuk memberikan penilaian terhadap kinerja Basuki Tjahaja Purnama, yang lebih popular disebut Ahok ini, selama setahun menjadi Gubernur DKI.

Pertama, karena tinggal di Kemayoran, tepatnya di Mediterania Boulevard Residences, lantai 27, wajar bila diawali dengan menilai lingkungan ,dimana saya tinggal. Sebelum Ahok jadi Gubernur DKI, setiap hari, daerah sekitar komplek perumahaan ini, berubah menjadi pasar malam liar. Seluruh badan jalan berubah jadi pasar kaget. Dan parkir liar memenuhi seluruh ruas jalan. Sehingga warga menjadi resah dan sudah banyak yang menjual apartemennya, karena kalau sudah malam, kendaraannya sangat sulit untuk menembus pasar malam ini, hanya untuk bisa pulang ke apartemen.

Setahun Ahok jadi Gubernur DKI, pasar malam tetap ada, tapi kendaraan tetap bisa berlalu lalang, karena pedagang kaki lima sudah ditertibkan. Begitu juga parkir sudah diatur dengan baik, sehingga tidak mengganggu penguna jalan lainnya. Tapi terkadang, sampah masih berserakan, hingga pagi hari. (nilai B)

Kedua, sejak awal tinggal di Apartemen, setiap hari minggu subuh, seluruh ruas jalan raya menuju ke Bandara Soekarno Hatta, dikuasai oleh pembalap liar, yang dibecking oleh preman berduit. Mereka balapan di jalan raya dengan menutup seluruh jalan, untuk memenankan taruhan jutaan rupiah. Taksi atau kendaraan yang mencoba masuk kejalan tersebut, dipukuli oleh preman. Sehingga saya pernah ketinggalan pesawat, karena taksi tertahan arus balap liar dan terlambat tiba di Bandara Soetta.

Sejak Ahok jadi Gubernur DKI, balap liar sudah dibasmi, sehingga tidak ada lagi balapan dengan mengunakan fasilitas umum. Warga sangat senang karena terhindar dari kebisinggan dan kendaraan dapat melaju dengan tenang ke Bandara Soetta. (nilai A)

Ketiga, dulu sebelum Ahok, bila istri saya mengajak ke pasar Tanah Abang, kening saya sudah berkerut karena sudah terbayang kumuh, menjijikan, ludah berserakkan dimana mana, Asap rokok memenuhi paru paru, pengap dan belum lagi preman & copet.

Kini, pasar Tanah Abang sudah berubah menjadi mal, bersih, tidak ada sampah, tidak ada ludah dilantai, tidak ada yang merokok dan tak ada copet. Sebagian sudah ber-AC, sehingga membantu lokasi pertokoan non-AC. Kini diajak istri ke Tanah Abang, langsung saya jawab ”Ok”. (nilai A)

Keempat, perparkiran yang dulu amburadul, dan penguna jasa parkir harus mengeluarkan uang dua kali, sekali bayar tiket parkir dan sekali lagi bayar uang takut 3 ribu rupiah. Kalau tidak mau kasih, siap-siap kendaraan digores atau dihadang preman parkir.

Kini sejak setahun ini, walaupun belum semua seperti diharapkan, perparkiran sudah tidak membuat kita makan hati. Bahkan parkir di Tanah Abang yang dulu bisa bikin tensi naik dan jantung berdebar debar, kini sudah tertib. (nilai B)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun