Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cepat Panik ? Kiat Kiat Mengatasinya.

30 Oktober 2015   10:16 Diperbarui: 30 Oktober 2015   11:12 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada telpon berbunyi dimalam hari, terus panik. Pikiran langsung menerawang kepada kemungkinan terjadinya hal hal yang negatif. "Jangan-jangan…” Keringat dingin keluar dan dengan tangan gemetar menjawab telpon, ternyata :” maaf salah sambung”

Sedang duduk santai nonton TV, ada siaran bahwa beberapa orang meninggal karena keracunan makan ayam goreng . Nah, kebetulan barusan tadi pagi sarapan dengan ayam goreng disalah satu warung. Terus perasaan jadi panik, mulai terasa mual "Jangan-jangan..."

Dikesempatan lain, sewaktu mau membayar dikasir, ternyata dompet hilang. Terus panik, keringat dingin keluar. Ternyata setelah diperiksa lagi, dompet ada dalam kantong celana….

Panik Berlebihan Bisa Berakibat Fatal

Bahwa manusia memiliki rasa kuatir tentu adalah hal yang sangat wajar. Kekuatiran ,menandai rasa sayang akan anggota keluarga atau peduli diri sendiri, sehingga tidak ingin terjadi sesuatu yang akan merugikan, baik secara finansial,apalagi terhadap keselamatan diri.

Rasa cemas yang berlebihan ,mudah menciptakan kepanikan .Dan kepanikan yang over dosis bisa berakibat fatal : “ kejang, semaput, stroke, bahkan meninggal

Orang Panik :

  • Tidak bisa berpikiran yang waras
  • Melakukan tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain
  • Kehilangan total rasa percaya diri
  • Takut bertemu orang lain
  • Tidak berani keluar dari zona keamanan dan kenyamanan

Kiat Kiat Atasi Gangguan Kepanikan

Jangan pernah menuntun orang lain, kejalan yang belum pernah dilalui, karena bisa jadi jalan yang menurut perkiraan kita itu sudah tepat, ternyata membawa seluruh rombongan kesasar jauh dari tempat tujuan. Hal ini berlaku juga, dalam bidang kehidupan laiinya. Jangan pernah memberikan arahan atau tuntunan ,berdasarkan buku buku yang dibaca, karena belum dibuktikan kebenarannya. Bila tetap dilakukan dan ternyata salah arah, maka tanggung jawab moral,ada pada diri kita.

Falsafah inilah yang senantiasa saya ingat disepanjang perjalanan hidup saya.Karena itu 99 persen tulisan saya adalah cuplikan biografi atau perjalanan hidup yang sudah dilalui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun