Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Cara Australia Memproteksi Anak Anak dari Predator

1 Mei 2014   06:15 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:59 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13989081731450701246

[caption id="attachment_334174" align="aligncenter" width="498" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

Belakangan ini, Indonesia di hebohkan dengan terbongkarnya kasus pelecehan anak. Yang diawali dengan terungkapnya amoral yang terjadi di sekolah bertaraf international di Jakarta. Dan kemudian terkuaklah berbagai perbuatan terkutuk ini. di berbagai kota. Termasuk yang diekspor media cetak, tentang terjadinya kasus pelecehan anak di beberapa tempat di Sulawesi. Pelakunya tidak jauh jauh dari tempat ,dimana seharusnya anak anak tersebut mendapatkan pendidikan, yaitu: guru, petugas sekolah dan penjaja makanan yang berjualan disekitar rumah sekolah.Bahkan yang lebih mengerikan adalah orang orang berjubah rohaniwan, juga tidak luput dari perbuatan hina ini.

Seperti biasanya, pemerintah kita baru bertindak bila sudah ada korban yang jatuh. Masyarakat ribut dan tokoh tokoh masyarakat mulai angkat bicara, untuk kemudian diam, tanpa ada tindak lanjut, agar kejadian yang menghancurkan masa depan anak anak ini, tidak terulang lagi.



Langkah Langkah yang Diberlakukan di Australia untuk Memproteksi Anak-Anak:

Dalam hal ini ,mungkin kita bisa mencontoh, apa yang telah dilakukan oleh negara tetangga kita Australia, untuk memproteksi anak anak dari jangkauan Predator. Dari hasil Pantauan Selama 10 tahun tinggal di Australia ,hal hal yang dapat dicatat adalah:

·Disekolah hanya ada Kantin Sekolah, yang dikelola bergantian secara Volunteer oleh orang tua murid.

·Tidak seorangpun diijinkan berjualan di dalam  maupun diluar pekarangan sekolah,kecuali kantin yang sudah disediakan

·Penjaga sekolah/tukang kebun dan cleaning service hanya bertugas sesudah sekolah usai

·Murid murid yang dapat hukuman karena melakukan kesalahan ,tidak dihukum di dalam kelas.tapi harus di ruangan kepala sekolah ,yang merangkap bidang tata usaha.dimana ada beberapa karyawan sekolah disana.

·Bila sekolah usai. anak anak yang terlambat di jemput ,dikumpulkan dalam satu kelompok dan dijaga oleh 2 orang guru, hingga semua murid dijemput .

·Bila anak anak dijemput oleh orang yang bukan orang tuanya., maka yang nenjemput harus mencatatkan nama dan alamatnya kepada petugas sekolah.  Sekalipun yang menjemput mengaku paman, kakek atau nenek murid., tetap saja tidak ada pengecualian.

·Pada waktu pendaftaran murid masuk sekolah, orang tua sudah harus menuliskan nama nama orang yang boleh menjemput anak mereka. Dan dilengkapi dengan nomer telpon dalam keadaan darurat.


Kursus Kursus Diluar Jam Sekolah untuk anak anak

Ada banyak sekali Kursus-kursus yang diadakan di luar sekolah, di antaranya balet, gymnastic, dance, taekwondo, karate, music, Bahasa Mandarin, dan Bahasa Inggris, kursus Kursus ini hanya dibuka pada jam tertentu dan kemudian begitu usai, semua anak anak harus meninggalkan tempat kursus dan dikunci oleh petugas. Tidak ada anak yang tinggal dengan gurunya,dengan alasan private, kecuali didampingi orang tuanya.


Kontrol Pemerintah terhadap Orang Tua

Anak anak yang mendapat perlakuan kekerasan oleh orang tuanya, akan diambil oleh negara dan di didik oleh Dinas Sosial dan orang tuanya akan diperiksa. Pernah cucu kami mainan nya patah dan menangis agak lama. Selang 15 menit kemudian Petugas datang kerumah putri kami. Mereka tidak mau mendengarkan penjelasan orang tua saja ,melainkan minta agar anaknya dikeluarkan untuk ditanyai langsung, apa yang dilakukan oleh orang tua ,sehingga si anak menjerit jerit. Setelah mendengarkan bahwa cucu kami menangis karena mainannya patah, Petugas minta maaf dan meninggalkan rumah.

Anak di Kerokin, orang tua di periksa

Tahun lalu, teman cucu kami yang masih duduk dikelas 5 SD di Wollongong, kesekolah dengan punggung merah padam ,karena di kerokin. Entah karena apa, bajunya terangkat dan Guru melihat punggung si anak merah padam,ia kaget dan langsung bertanya, siapa yang telah melakukan hal tersebut? Si anak menjawab sesuai keadaan sebenarnya bahwa ibunya yang melakukan.

Dalam waktu 30 menit ibu si anak sudah dijemput oleh Petugas dan dibawa kerumah sekolah. diinterogasi mengapa ia melakukan :"kekejaman" terhadap anaknya. Bersusah payah si ibu mencoba menjelaskan,bahwa ia bukan menyakiti,tapi karena anaknya masuk angin. maka ia mengobati dengan mengerok punggung anaknya. Si Petugas tambah berang. Karena secara logika barat,mustahil orang sakit, bisa sembuh dengan: "disakiti". Akhirnya syukur ada salah satu orang tua murid yang sering berlibur ke Bali dan membantu menjelaskan kepada petugas,baru si ibu dibebaskan.

Sepintas kelihatan seolah olah pemerintah Australia terlalu jauh "mencampuri" urusan pendidikan anak, namun semuanya dilakukan demi untuk mencegah anak anak di mangsa oleh predator yang bisa datang dari mana saja.

Semoga tulisan kecil ini ada manfaatnya untuk diterapkan di negeri kita, demi untuk melindungi masa depan anak anak yang kita cintai.

Pekalongan, 30 April, 2014

Tjiptadinata Effendi


Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun